Minggu, 04 Oktober 2009

Dari Laskar Pelangi menuju Pelangi jiwa

By: Romald Kahardi


Laskar Pelangi. Ini adalah nama sebuah Film fenomenal yang menggenjot perhatian pencinta film dan penikmat film di tanah air. Banyak orang jatuh cinta pada Film ini. Tdak heran Pak SBY, Presiden Republik Indonesia meluangkan waktu khusus untuk menonton Laskar Pelangi bersama staff istana dan keluarganya. Ada apa dengan laskar pelangi? Sampai banyak orang berebutan dan berdesakkan antre di Bioskop untuk menonton Film Laskar Pelangi. Saya sendiri sudah menonton film Laskar Pelangi tiga kali. Pertama kali aku menontonya di Atrium Senen, Jakarta Pusat, kedua dan ketiganya aku nonton di rumah karena aku membeli DVD-nya. Aku menonton berkali-kali karena adrinalinku terpacu untuk menjadikan Laskar Pelangi menjadi ”pelangi di jiwaku”. Aku merasa ditantang untuk membangkitkan spirit untuk bersyukur dan bersabar dan berjuang. Sabar menghadapi setiap tantangan hidup. Aku kagum dengan Ibu Muslimah yang bernama lengkap N.A. Muslimah Hafsari Hamid binti K.A. Abdul Hamid. Dia adalah Ibunda Guru bagi Laskar Pelangi. Wanita lembut ini adalah pengajar pertama Laskar Pelangi dan merupakan guru yang paling berharga bagi mereka. Aku juga bangga dan terpesona dengan dengan Harfan Efendy Noor bin K.A. Fadillah Zein Noor; yang biasa disapa Pak Harfan. Kepala sekolah dari sekolah Muhammadiyah ini adalah orang yang sangat baik hati dan penyabar meski murid-murid awalnya takut melihatnya. Juga aku bangga dan kagum dengan Seorang bocah mungil, Floriana dengan sapaan Flo; seorang anak tomboi yang berasal dari keluarga kaya. Dia merupakan murid pindahan dari sekolah PN yang kaya dan sekaligus tokoh terakhir yang muncul sebagai bagian dari laskar pelangi.

Naskah Laskar Pelangi
Naskah Laskar Pelangi diadaptasi menjadi sebuah film tahun 2008 dari novel dengan judul yang sama, Laskar Pelangi” karya Andre Hirata. Film Laskar Pelangi diproduksi oleh Miles Films dan Mizan Production, dan digarap oleh sutradara Riri Riza. Skenario adaptasi ditulis oleh Salman Aristo dibantu oleh Riri Riza dan Mira Lesmana. Menurut Andrea Hirata, dengan diadaptasi menjadi sebuah film, pesan-pesan yang terkandung di bukunya diharapkan dapat lebih menyebar ke khalayak lebih luas. Film ini penuh dengan nuansa lokal Pulau Belitong, dari penggunaan dialek Belitung sampai aktor-aktor yang menjadi anggota Laskar Pelangi juga adalah anak-anak asli Belitung.

Spirit Laskar Pelangi
Menoreh pada Spirit Laskar Pelangi. Laskar pelangi mengajak kita untuk terus berjuang. Berjuang untuk untuk hidup, menjalani dan mengatasi kehidupan. Berjuang seperti yang ditunjukkan para anggota Laskar Pelangi. Tidak hanya sekolah yang menghadapi dan harus lulus ujian, tetapi hidup juga harus lolos dari sejumlah ujian. “Menunggu satu orang untuk genap menjadi sepuluh orang agar sekolah bisa terus berjalan, adalah ujian terberat bagi anggota Laskar Pelangi. Satu murid yang datang, yang meski maaf…. agak cacat mental, adalah hikmah sekaligus buah dari ujian yang membutuhkan perjuangan dan semangat.”

Dari teaser Laskar Pelangi yang menggugah spirit hidup kita, kini kita kembali pada topik utama, ”Dari laskar pelangi menuju pelangi jiwa.” Apa dan bagaimana, perjuangan apa dan spirit apa yang kita miliki dan hayai agar teaster laskar Pelangi bisa menjadi pelangi jiwa di hati kita dan pelangi jiwa bagi yang lain di sekitar kita. Dalam hidup kita dihadapkan dengan dua realitas hidup, yakni: kebaikan dan keburukan; kemudahan dan kesulitan persoalan dan jalan keluar dan pelbagai dualisme hidup lainnya.
Dua-duanya adalah ujian, tantangan dan sekaligus peluang bagi kita. Saling bertolak belakang. Dua-duanya sama beratnya. Ada orang yang diuji dengan kebaikan atau kemudahan berupa kekayaan yang melimpah, jabatan yang tinggi dan pengaruh yang luar biasa besar di masyarakat. Sebaliknya, ada pula orang yang diuji dengan kesulitan hidup, kemiskinan, kesengsaraan, tanpa pekerjaan, serta tanpa pengaruh dan kekuasaan sedikit pun di masyarakat. Kunci hidup untuk menjalani dua ujian yang berbeda itu adalah: Perjuangan, syukur dan kesabaran. Sekarang apakah kita mempu menjalaninya?
Hem…….. perlu dicatat dan diingat bahwa, “Orang yang diuji oleh kemudahan berupa kekayaan dan jabatan tinggi kadang sering lupa untuk bersyukur, sering lupa bahwa semua kenikmatan yang telah diterimanya itu berasal dari Allah, adalah berkat kemurahan Tuhan atas perjuangan hidupnya. Orang itu menjadi lupa, tidak amanah, dan tidak toleran terhadap sesamanya yang sedang diuji kesusahan. Sebaliknya orang yang sedang diuji kesulitan atau tertimpah masalah sering lupa untuk bersabar. Yang dilakukan malah menggugat Tuhan dan menyalahkan diri sendiri.
Laskar Pelangi dan Pelangi jiwa
Dari kisah Laskar pelangi, ”aku” tersadar dan disadarkan bahwa hidup itu butuh kesabaran, syukur dan perjuangan. Tengoklah kisah dibalik laskar pelangi. Film yang diangkat dari novel karya Andrea Hirata yang dibintangi oleh: Ikal, Lintang, Sahara, Mahar, A Kiong, Syahdan, Kucai, Borek, Trapani dan Harun; yang bersekolah (SD dan SMP) di sebuah sekolah Muhammadiyah di pulau Belitong yang penuh dengan keterbatasan ini mampu mengisi ”pelangi jiwa” penikmat Laskar Pelangi. Keterbatasan yang ada bukan membuat mereka putus asa, tetapi malah membuat mereka terpacu untuk dapat melakukan sesuatu yang lebih baik. So... jadilah Pelangi bagi segenap jiwa yang Anda temui. Sebagaimana para ”Laskar Pelangi” menjadi ”Pelangi jiwa” bagi Anda dikala menonton Laskar Pelangi!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar