Minggu, 11 Desember 2011

Class Meeting 2011

By: Romald Kahardi, S. Fil.

Hari ini Class meeting dimulai. Siapa yang keluar sebagai Juaranya? Kita nantikan dalam 2-3hari yang akan datang. Disela-sela acara Class meeting, aku dan rekan-rekan guru main Voly. Sudah sekian lama akua gak main voly, baru kali ini main lagi. Ada canda dan tawa.... Ada siapa saja di lapangan Voly? Ada Pak Agus, Pak Budi, Pak Dibyo, pak Paju, Pak Santo dan Pak Romald......! Seru..............!!

Setelah Main Voly aku menyempatkan diri untuk mencoba panjat Wall Climbing...! Dua kali coba namun gagal sampai di puncak.... butuh waktu untuk sampai ke puncak..........!!!

Pelan tapi pasti.... minimal nyaliku untuk mencoba naik ada.....!!! Belajar dari kegagalan / belum sempurna. Butuh latihan, teknik dan kepercayaan diri untuk menaklukkan "rasa Pede" bahwa suatu saat nati aku bisa...!!!!

Rabu, 06 Juli 2011

Kabar Gembira

By: Romald Kahardi

Hari ini aku menerima kabar gembira. Aku mendapat panggilan untuk mengikuti Proses Sertifikasi GUru melalui DEPAG - BImas Katolik- Kanwil Departemen Agama DKI Jakarta. Mudah-mudahan ini menjadi awal yang baik dan menggembirakan dimasa yang akan datang. Terima kasih Tuhan untuk segala proses dan perjuanganku untuk "menembus batas" Sertifikasi itu.

Dering Telepon membuat aku kaget dan ketika ku tengok nomornya, nomor baru! Dari mana ya, tanyaku dalam hati sekejap! kuangkat Telpon dan memenjet OK! tak dinanya itu dari DEPAG! Pembicaraan hanya sesaat dan dari situ aku mendengar kabar tentang kelanjutan Proses Sertifikasi Saya. Besok jam 08.00 pagi ada pertemuan tentang kelanjutan Proses Sertifikasi di SMA Theresia menteng! Yap... ! Awal yang baik! Terima kasih Tuhan. AKu berharap padaMU, AMNIN!

Jumat, 01 Juli 2011

Mengapa bingung

By: Romald Kahardi, S. Fil

Bingung. Demikian sebuah kata yang mengungkapkan banyak hal. mengapa orang bingung? Ada sekian banyak alasan yang membuat orang bingung, yaitu: Orang gak atau apa yang mau dikerjakan, gak punya pegangan dalam hidup, kehilangan arah dan tujuan hidup. Orang lapar dan haus juga bisa bingung. Tugas terlampau banyak, karena tersesat, tidak mengerti bahasa, tidak tahu jalan, bertemu orang baru dengan situasi dan kondis yang baru.

Lalau bagimana cara mengatasi kebingungan itu? saya menawarkan beberapa cara yang kiranya dapat membantu anda yang lagi kebingungan. Pertama yakinkan diri Anda bahwa anda adalah pribadi yang luar biasa, PEDE! jangan malu bertanya. orang bilang malu bertanya sesat di jalan. meluangkan waktu untuk membaca dan menulis adalah salah satu cara pintas mengilangkan kebingunagan.

Bingung mau buat apa diwaktu liburan? Ada banayak waktu yang tersedia buat kita untuk mengjhasilkan sesuatu. jangan buang-buang waktu anda didepan tV. lebih baik membaca maalah, koran ataupun buku. Dari sana akan banyak hal yang kita peroleh. hal yang tidak bisa diganti degan DUIT. Membaca membuka cakrawala pemahaman kita tentang dUNIA. Dunia kehidupan kita. Kini banyak cara dan sarana suapaya kita bisa membaca. Ayo ke warnet..... tengoklah bagaimana pengetahuan tersaji kepada kita dalam dunia maya! Eh... tapi baca hal yang berguna loh... bukan untuk hal yang aneh-aneh....!

Kebingungan akan hilang kalu aktivitas kita banyak. karena itu jangan membiarkan waktu berlalu begitu saja tanpa kita tidak memaknainya..... Yuk.... Kamu bisa! saya bisa...! jadinya... KIta semua bisa! Bingung siapa takut!!! Usir kebingunagn dengan membaca dan menulis!!!!

Anak Diong

By: Romald Kahardi

Manik laing du caci sale natas
naring laing du danding sale natas
reba momang weki nggelok de' reba Wentong

Naring laing na lomes'n reba hitu
momang taung's le lawa pota
lomes agu go'et de reba Mantang

Nunduk laing's le anak dading
minak mata de lawa randang
ai nggiung keta imus'n laing congka'n reba noa

Anak diong hitu laun
babang's le lawa randang
nanang taung lata molas
le reba'n reba wentong
imusno,lomesno

Anak diong
mainik laing du caci sale natas lawage
Momang taung's le lawa pokang
lorong randang sili mantang
Reba wenton, Nggelokno
REba mantang, nggalasno
Lawae...

Leso Reke Cumang Tau

By: Romald Kahardi

Leso... leso ho'o
leso reke cumang tau
lorong bantang reba molas
bantang kudut ka'eng cama

Leso.... leso ho'o
leso reke cumang tau
lorong bantang weta nara
bantang kudut kaeng cama

kaping anak dading tegi jari
tegi wie te cumang data tu'a
lorong bantang dise reba agu molas

padir wa'i rintuk sa'i
te kaping anak dading
ho'o leson
leso reke cumang tau
Tau nunduk agu bantang
lorong wali d'reba agu molas
wali kudut beka agu buar
tau tambang's weki kope
one mbaru tembong dite ho'o.

Kamis, 30 Juni 2011

Antara Asli dan Palsu

By:Romald Kahardi, S. Fil.

Pekan ini Rakyat Indonesia menyaksikan drama politik yang saya beri judul "Antara Asli dan Palsu". Hem........... Siapa yang benar dan siapa yang berbohong.... masing-masing Pelaku utama memberikan jawaban dan tanggapan tentang fakta asli dan Palu itu. Masyarakat dibuat tercengang dan makin dibuat bingung oleh ulah segelintir pejabat dinegeri ini. Yang saya maksudkan adalah soal perkara "Mafia Pemilu" yang lagi santer disuarakan dari gedung Parlemen di senyan..... Kita lihat hasil akhirnya!

BIasanya "drama itu berakhir dengan ketidakpastian......" Semua serba abu-abu.....! MK Bilang Begini, KPU bilang bigitu...., DPR tanya begini... dan begitu.... yah... akhirnya begitu-begitu saja dan begini-begini saja.....! walahhhh..... soal nomor surat aja kok repot......! Gampangkan sebenarnya.... gak perlu DPR... teman saya di kantor sekretariat aja bisa..... tahu ketik angka "112.... 113,... 114..... 117... dan lain atau dan seterusnya......!!!! Aku jadi bingng, nomor surat aja dibikin heboh..... kayak gini....!

Jujur deh... siapa yang benar dan siapa yang salah....! Mahal kali harga sebuah kejuuran di negeri ini....! Asi atau Palsu dan siapa pelakunya, yang jelas salah satu dari kedu lembaga negara itu yang harus bertanggungjawab. "MK atau KPU".

Untukmu wakil rakyat, "jangan terlena dan terpaku pada surat "ondel-ondel" yang satu itu, Masih banyak rakyat yang kamu harus perjuangkan nasibnya! Jangan memperjuangkan nasip "Tanta LIMPO" yang sudah ketahuan nasipnya. Entah "ditambah atau dikurang" Yang jelas dia tetap wakil rakyat yang asli" dan berhak duduk di Dewan! hashahahahahha.... Aku jadi bingung, DPR disenayan itu mau jadi penyidik atau penyelidik....? Soalnya pertanyaan-pertayaan mereka kayak Penyidik Polri....! Untung pak Polisi... kerjaannya jadi Gampang, soalnya ada yang bantu...! Maju terus pak polisi...! Kamu tetap penegak hukum yang asli, di senayan itu penyidik palsu....! hahahahahahaha...........! DPR Pengawas dan pembuat undang-undang....!

Senin, 27 Juni 2011

Gaptek kalie.....!

By: Romald Kahardi, S. Fil.

Akhirnya aku bisa membuka kembali Blogerku. Setelah utak-atik selama seminggu ini, kini aku bisa membukanya lagi. Dasar gaptek. makanya belajar dari pengalaman ini, "jangan mengutak-atik gatget kalo belum ngerti... huh... dasar kampungan.....! Walaupun demikian, aku senang juga. Penasaranku untuk memecahkan persoalan blogku ini sampe juga.... HAri ini aku bisa mulai tersenyum kembali...... Buat para pencinta dunia maya, jangan pernah untuk mencoba dan mencaoba lagi...... Mulai;ah dengan senyuman....!

Jumat, 15 April 2011

Kepemimpinan menurut Arti Peran Mau di Tulis...kan..

Dari berbagai sumber: KEPEMIMPINAN


DEFINISI KEPEMIMPINAN

Apakah arti kepemimpinan? Menurut sejarah, masa “kepemimpinan” muncul pada abad 18. Ada beberapa pengertian kepemimpinan, antara lain:

1. Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi, dalam situasi tertentu dan langsung melalui proses komunikasi untuk mencapai satu atau beberapa tujuan tertentu (Tannebaum, Weschler and Nassarik, 1961, 24).

2. Kepemimpinan adalah sikap pribadi, yang memimpin pelaksanaan aktivitas untuk mencapai tujuan yang diinginkan. (Shared Goal, Hemhiel & Coons, 1957, 7).

3. Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas kelompok yang diatur untuk mencapai tujuan bersama (Rauch & Behling, 1984, 46).

4. Kepemimpinan adalah kemampuan seni atau tehnik untuk membuat sebuah kelompok atau orang mengikuti dan menaati segala keinginannya.

5. Kepemimpinan adalah suatu proses yang memberi arti (penuh arti kepemimpinan) pada kerjasama dan dihasilkan dengan kemauan untuk memimpin dalam mencapai tujuan (Jacobs & Jacques, 1990, 281).

Banyak definisi kepemimpinan yang menggambarkan asumsi bahwa kepemimpinan dihubungkan dengan proses mempengaruhi orang baik individu maupun masyarakat. Dalam kasus ini, dengan sengaja mempengaruhi dari orang ke orang lain dalam susunan aktivitasnya dan hubungan dalam kelompok atau organisasi. John C. Maxwell mengatakan bahwa inti kepemimpinan adalah mempengaruhi atau mendapatkan pengikut.

PENGERTIAN PEMIMPIN

Pemimpin adalah inti dari manajemen. Ini berarti bahwa manajemen akan tercapai tujuannya jika ada pemimpin. Kepemimpinan hanya dapat dilaksanakan oleh seorang pemimpin. Seorang pemimpin adalah seseorang yang mempunyai keahlian memimpin, mempunyai kemampuan mempengaruhi pendirian/pendapat orang atau sekelompok orang tanpa menanyakan alasan-alasannya. Seorang pemimpin adalah seseorang yang aktif membuat rencana-rencana, mengkoordinasi, melakukan percobaan dan memimpin pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama-sama (Panji Anogara, Page 23).


TUGAS DAN PERAN PEMIMPIN

Menurut James A.F Stonen, tugas utama seorang pemimpin adalah:
1. Pemimpin bekerja dengan orang lain
Seorang pemimpin bertanggung jawab untuk bekerja dengan orang lain, salah satu dengan atasannya, staf, teman sekerja atau atasan lain dalam organisasi sebaik orang diluar organisasi.

2. Pemimpin adalah tanggung jawab dan mempertanggungjawabkan (akontabilitas).
Seorang pemimpin bertanggungjawab untuk menyusun tugas menjalankan tugas, mengadakan evaluasi, untuk mencapai outcome yang terbaik. Pemimpin bertanggung jawab untuk kesuksesan stafnya tanpa kegagalan.

3. Pemimpin menyeimbangkan pencapaian tujuan dan prioritas
Proses kepemimpinan dibatasi sumber, jadi pemimpin harus dapat menyusun tugas dengan mendahulukan prioritas. Dalam upaya pencapaian tujuan pemimpin harus dapat mendelegasikan tugas-tugasnya kepada staf. Kemudian pemimpin harus dapat mengatur waktu secara efektif,dan menyelesaikan masalah secara efektif.

4. Pemimpin harus berpikir secara analitis dan konseptual
Seorang pemimpin harus menjadi seorang pemikir yang analitis dan konseptual. Selanjutnya dapat mengidentifikasi masalah dengan akurat. Pemimpin harus dapat menguraikan seluruh pekerjaan menjadi lebih jelas dan kaitannya dengan pekerjaan lain.

5. Manajer adalah seorang mediator
Konflik selalu terjadi pada setiap tim dan organisasi. Oleh karena itu, pemimpin harus dapat menjadi seorang mediator (penengah).

6. Pemimpin adalah politisi dan diplomat
Seorang pemimpin harus mampu mengajak dan melakukan kompromi. Sebagai seorang diplomat, seorang pemimpin harus dapat mewakili tim atau organisasinya.

7. Pemimpin membuat keputusan yang sulit
Seorang pemimpin harus dapat memecahkan masalah.

Menurut Henry Mintzberg, Peran Pemimpin adalah :
1. Peran hubungan antar perorangan, dalam kasus ini fungsinya sebagai pemimpin yang dicontoh, pembangun tim, pelatih, direktur, mentor konsultasi.
2. Fungsi Peran informal sebagai monitor, penyebar informasi dan juru bicara.
3. Peran Pembuat keputusan, berfungsi sebagai pengusaha, penanganan gangguan, sumber alokasi, dan negosiator

PRINSIP- PRINSIP DASAR KEPEMIMPINAN

Prinsip, sebagai paradigma terdiri dari beberapa ide utama berdasarkan motivasi pribadi dan sikap serta mempunyai pengaruh yang kuat untuk membangun dirinya atau organisasi. Menurut Stephen R. Covey (1997), prinsip adalah bagian dari suatu kondisi, realisasi dan konsekuensi. Mungkin prinsip menciptakan kepercayaan dan berjalan sebagai sebuah kompas/petunjuk yang tidak dapat dirubah. Prinsip merupakan suatu pusat atau sumber utama sistem pendukung kehidupan yang ditampilkan dengan 4 dimensi seperti; keselamatan, bimbingan, sikap yang bijaksana, dan kekuatan. Karakteristik seorang pemimpin didasarkan kepada prinsip-prinsip (Stephen R. Coney) sebagai berikut:

1. Seorang yang belajar seumur hidup
Tidak hanya melalui pendidikan formal, tetapi juga diluar sekolah. Contohnya, belajar melalui membaca, menulis, observasi, dan mendengar. Mempunyai pengalaman yang baik maupun yang buruk sebagai sumber belajar.

2. Berorientasi pada pelayanan
Seorang pemimpin tidak dilayani tetapi melayani, sebab prinsip pemimpin dengan prinsip melayani berdasarkan karir sebagai tujuan utama. Dalam memberi pelayanan, pemimpin seharusnya lebih berprinsip pada pelayanan yang baik.

3. Membawa energi yang positif
Setiap orang mempunyai energi dan semangat. Menggunakan energi yang positif didasarkan pada keikhlasan dan keinginan mendukung kesuksesan orang lain. Untuk itu dibutuhkan energi positif untuk membangun hubungan baik. Seorang pemimpin harus dapat dan mau bekerja untuk jangka waktu yang lama dan kondisi tidak ditentukan. Oleh karena itu, seorang pemimpin harus dapat menunjukkan energi yang positif, seperti ;


a. Percaya pada orang lain
Seorang pemimpin mempercayai orang lain termasuk staf bawahannya, sehingga mereka mempunyai motivasi dan mempertahankan pekerjaan yang baik. Oleh karena itu, kepercayaan harus diikuti dengan kepedulian.



b. Keseimbangan dalam kehidupan
Seorang pemimpin harus dapat menyeimbangkan tugasnya. Berorientasi kepada prinsip kemanusiaan dan keseimbangan diri antara kerja dan olah raga, istirahat dan rekreasi. Keseimbangan juga berarti seimbang antara kehidupan dunia dan akherat.

c. Melihat kehidupan sebagai tantangan
Kata ‘tantangan’ sering di interpretasikan negatif. Dalam hal ini tantangan berarti kemampuan untuk menikmati hidup dan segala konsekuensinya. Sebab kehidupan adalah suatu tantangan yang dibutuhkan, mempunyai rasa aman yang datang dari dalam diri sendiri. Rasa aman tergantung pada inisiatif, ketrampilan, kreatifitas, kemauan, keberanian, dinamisasi dan kebebasan.

d. Sinergi
Orang yang berprinsip senantiasa hidup dalam sinergi dan satu katalis perubahan. Mereka selalu mengatasi kelemahannya sendiri dan lainnya. Sinergi adalah kerja kelompok dan memberi keuntungan kedua belah pihak. Menurut The New Brolier Webster International Dictionary, Sinergi adalah satu kerja kelompok, yang mana memberi hasil lebih efektif dari pada bekerja secara perorangan. Seorang pemimpin harus dapat bersinergis dengan setiap orang atasan, staf, teman sekerja.

e. Latihan mengembangkan diri sendiri
Seorang pemimpin harus dapat memperbaharui diri sendiri untuk mencapai keberhasilan yang tinggi. Jadi dia tidak hanya berorientasi pada proses. Proses daalam mengembangkan diri terdiri dari beberapa komponen yang berhubungan dengan: (1) pemahaman materi; (2) memperluas materi melalui belajar dan pengalaman; (3) mengajar materi kepada orang lain; (4) mengaplikasikan prinsip-prinsip; (5) memonitoring hasil; (6) merefleksikan

kepada hasil; (7) menambahkan pengetahuan baru yang diperlukan materi; (8) pemahaman baru; dan (9) kembali menjadi diri sendiri lagi.

Mencapai kepemimpinan yang berprinsip tidaklah mudah, karena beberapa kendala dalam bentuk kebiasaan buruk, misalnya: (1) kemauan dan keinginan sepihak; (2) kebanggaan dan penolakan; dan (3) ambisi pribadi. Untuk mengatasi hal tersebut, memerlukan latihan dan pengalaman yang terus-menerus. Latihan dan pengalaman sangat penting untuk mendapatkan perspektif baru yang dapat digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan.

Hukum alam tidak dapat dihindari dalam proses pengembangan pribadi. Perkembangan intelektual seseorang seringkali lebih cepat dibanding perkembangan emosinya. Oleh karena itu, sangat disarankan untuk mencapai keseimbangan diantara keduanya, sehingga akan menjadi faktor pengendali dalam kemampuan intelektual. Pelatihan emosional dimulai dari belajar mendengar. Mendengarkan berarti sabar, membuka diri, dan berkeinginan memahami orang lain. Latihan ini tidak dapat dipaksakan. Langkah melatih pendengaran adalah bertanya, memberi alasan, memberi penghargaan, mengancam dan mendorong. Dalam proses melatih tersebut, seseorang memerlukan pengontrolan diri, diikuti dengan memenuhi keinginan orang.

Mengembangkan kekuatan pribadi akan lebih menguntungkan dari pada bergantung pada kekuatan dari luar. Kekuatan dan kewenangan bertujuan untuk melegitimasi kepemimpinan dan seharusnya tidak untuk menciptakan ketakutan. Peningkatan diri dalam pengetahuan, ketrampilan dan sikap sangat dibutuhkan untuk menciptakan seorang pemimpin yang berpinsip karena seorang pemimpin seharusnya tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga emosional (IQ, EQ dan SQ).

Kamis, 14 April 2011

Semua Tentang Briptu Norman!

Oleh: Romald Kahardi

Siapa tak kenal Briptu Norman!Heboh, Kocak, Heroik, Aneh, Lucu, asoi,ger,.........! Goyangnya ituloh....!! Aku Salut buat POlri karena memberikan Ruang buat Briptu untuk berkreasi dan menunjukkan bakat serta talentanya dalam bermusik! Sebuah gebrakan baru dari Polri! 100 % Buat Polri! Goyangan dan senyuman qul sang Brimob itu sontak membuat penikmat layar kaca terkagum-kagum...! logat dan mimik kas Bribtu menyentuh nubari pemirsa TV...........! Alnagkah indahnya negeri dengan senyum! salam Bravo Om Norman. Kamu layak mendapatkan Pujian dan acungan jempol dari segenap insan di bumi ini! Tapi jangan sombong ya, tampil apa adanya dan asli loh...! Provisiat dan Bravo buatmu Bribtu! AKu Cinta POLISI Ropublik Indonesia!!!

Selasa, 12 April 2011

AKU INGIN MENULIS

By: Romald Kahardi

Aku Harus mulai dari mana? Kata apa yang menjadi ikon pembuka untuk meretas jalan menuju mengalirnya ide untuk dituangkan dalam menulis? Susah juga ya menuangkan ide diatas sebuah kertas atau di layar monitor komputer. Aku harus bisa! Kenapa yang lain bisa. Ala bisa karena biasa. jangan berhenti menulis dan menulis! Jangan cepat putus asa! Baca yang banyak. Membaca adalah alat dan obat mujarap untuk mengurai pikiran. Okay... Good job!

Saking pinginnya menulis, aku memilih topik ini dan menjadikanya judul tulisanku kali ini di Blogku. siapa tahu, berawal dari curahan hati dan keinginanku untuk menulis ini menjadi pintu masuk menuju kreativitas menulis. Aku pikir kalau hanya sekedar pingin menulis dan tidak direalisasikan percuma saja.

Kadang aku memikirkan terlalu rumit tentang apa yang harus ditulis.... Temanya apa, mulai dari mana dan bahanya dari mana????? ya, banyak nanyanya.....! aneh dan lucu juga ya....? mengeritik diri sendiri dan berkomunikasi dengan diri....! TIdak apa-apa yang penting demi sebuah cita-cita dan sebuah obsesi untuk menjadi penulis. Menjadi pribadi yang kreatif dan tidak membuang-bunag waktu hanya sekedar untuk menghayal dan bertanya diri tentang bagaimana caranya menjadi seorang penulis. cita-cita dan obsesi yang hebat kan.......!

Siapa tahu, ada yang baca dan beri komentar...... tentang apa yang aku tulis ini. Geer amat sih gw.....! Jadi orang itu harus Pede! Di sini aku ngerumpi dengan diri sendiri....!!! AkuIngin menjadi Penulis hebat! Sudah cukup lama aku mengimpikannya tapi kadang aku tidak menggubrisnya. Banyak waktu terbuang.... Atau hanya sebatas wacana, sebatas "akan" menulis. Aku tetap yakin dengan kemampuan yang ada dalam diriku bahwa aku bisa menulis dan menuis dengan baik.

Aku pernah membaca dari berbagai literatur tentang berbagaimacam cara, teknik, serta jalan untuk menjadi penulis. Ada yang bilang harus ada kemauan dan niat untuk menulis, menulis harus fokus, banyak-banyak membaca dan jangan buang-buag kesempatan dan ide, Kalau ada ide langsung buka lebtop atau kertas dan tulis!!! Cara terbaik untuk bisa menjadi penulis adalah dengan menulis! Selain itu membaca adalah pintu menuju kesuksesan untuk menulis! Benar juga sih..... saya diperkaya dengan ilmu yang terdapat dalam buku-buku atau literatur yang saya baca. Jangan berhenti membaca kalau ingin menjadi penulis! so jangan hanaya sebatas pingin tapi laksanakan dengan segera!!!! selamat mneulis! hebatkan Gw!!!! tak terasa aku telah membuat sebuah tulisan dalam sekejab!! AKU BISA MENULIS!

Rabu, 06 April 2011

MENUMBUHKAN BUDAYA KREATIF

Oleh : Romald Kahardi, S. Fil.

Dinamika kehidupan yang semakin kompleks dewasa ini menuntut kita untuk kreatif dalam menjalani hidup. Sikap hidup yang kreatif itu tidak saja berlaku dalam lingkup kehidupan bermasyarakat; akan tetapi juga berlaku dalam dunia pendidikan. Pendidikan harus mampu mencetak manusia-manusia yang kreatif dan mandiri. Persaingan gelobal dengan aneka macam perkembangannya ”memaksa” kita untuk terampil dalam mengisi dan memanfaatkan peluang untuk berkreasi. Inilah yang menjadi tantagan yang harus dijawab sekaligus dihadapi oleh setiap generasi, khususnya generasi muda sebagai penerus dan pelaku sejarah peradaban bangsa. Pertanyaannya, ”bagaimana caranya agar Kreatif itu tumbuh dan berkembang dalam diri generasi muda sehingga ia menjadi ”budaya” dan apa saja tantangan dan bagaimana cara menumbuhkan budaya kreatif itu adalah sebagian kecil dari seribu satu pertanyaan yang akan dibedah dalam tulisan ini.

Generasi yang kreatif adalah generasi yang mampu menemukan dan menghasilkan sesuatu yang baru dan berguna bagi diri dan orang lain. Kreativitas itu tumbuh dan bisa menjadi budaya apabila kita tidak pantang menyerah, optimis dan berpikir Positip tentang diri dan orang lain. Berpikir Positip menjadi pemicu orang untuk kreatif. Tidak cepat puas dan selalu ingin mencoba menghasilkan sesuatu yang baru. Inilah tantangan bagi dunia dan pelaku pendidikan kita dewasa ini.

Sekolah Charitas sebagai suatu lembaga yang bergerak di bidang pendidikan juga mempunyai andil untuk melahirkan generasi kreatif. Karenanya, Sekolah Charitas dengan take line Moralitas, Kepemimpinan, Moralitas harus mampu melahirkan generasiyang kreatif. Inilah harapan dan yang perlu diwujudkan oleh segenap pelaku pendidikan.

Kreativitas itu ada dalam diri setiap orang. Walaupun demikian kadang orang kurang sadar bahwa dirinya adalah pribadi yang kreatif. Kreatifitas membuat dunia ini berubah. Kreativitas membuat hidup manusia (Orang) berkembang dan bertumbuh kearah yang lebih baik. Namun apakah tiap orang sadar kalau dirinya adalah pribadi yang kreatif?

Terkadang orang menganggap bahwa kreativitas itu muncul pada diri orang tertentu saja. Kreativitas diidentikan dengan penemuan-penemuan besar atau merujuk pada hasil karya seniman besar, seperti : Karya Van Gogh, Musik Mozart atau Shakespere atau pada siswa-siswi yang pintar saja atau pada para pemimpin besar. Walaupun Para maestro ini menunjukkan kreativiatas dan bakat yang luar biasa, tidak berarti kita kurang kreatif. Sebenarnya setiap kita adalah pribadi yang kreatif, tetapi mungkin kita kurang mengembangkan dan menghidupinya.

Adanya dorongan untuk bertindak kreatif akan membantu seseorang untuk mampu memikirkan sesuatu yang baru sebagai cara atau jalan yang lebih efektif dalam mencapai tujuan. Kreativitas merupakan suatu bentuk produktivitas dari daya pikir. Dalam hal ini, alam pikiran kita dituntut untuk mengolah otak sehingga mampu menghasilkan suatu yang baru atau mengkreasikan apa yang sudah ada. Kreativitas kadang muncul bersamaan dengan adanya suatu kebutuhan yang mendesak dalam kehidupan kita.

Kreativitas dapat tumbuh dalam pelbagai aspek kehidupan dengan dilatarbelakangi oleh berbagai macam tujuan. Orang menciptakan sesuatu atau menghasilkan sesuatu dengan tujuan tertentu. Sebagai pelaku pendidikan, baik sebagai guru atau siswa kreativitas perlu dibudayakan atau dihidupkan.
Kreativitas dan sikap kreatif harus bisa muncul dalam praksis penddikan. Sekolah dengan segala fasilitasnya harus mampu memberikan ruang bagi peserta didik untuk berkreasi dan mengembangkan potensi dirinya dalam berbagai bidang, seperti dalam berorganisasi (seperti dalam OSIS), dalam bereksperimen, dalam proses KBM atau menciptakan hal-hal baru sebagai buah dari daya pikir yang kreatif. Pemberian ruang kepada peserta didik untuk berkreasi memungkinkan terjadinya perubahan dan tumbuhnya kreativitas. Tidak hanya itu, faktor pendukung seperti, pendampingan dan motivasi dan keinginan untuk maju adalah kunci menuju tumbuhnya budaya kreatif.

Budaya Kreatif itu muncul dari kebiasaan. ”Ala bisa karena biasa” demikian sebuah pepatah lama. Kreativitas sebenarnya adalah penerjemahan atau pengejawantahan diri kita kedalam bentuk yang nyata, semisal karya seni, kemampuan memimpin dan berkomunikasi secara baik. Orang yang berjuang untuk menggunakan dan memanfaatkan potensi dirinya adalah ciri orang yang kreatif. Abraham Maslow menyebutnya sebagai orang yang mengaktualisasi diri. Orang yang mengaktualisasi diri memiliki dorongan yang luar biasa dan hebat untuk menemukan pelbagai peluang untuk berkreasi. Selain itu Ciri orang kreatif menurut Jan Carlzon dalam ”Moment of Truth” adalah: orang yang memiliki keberanian, ekspresif dan intuitif. Pribadi yang kreatif cendrung mandiri, percaya diri, berani mengambil resiko, selalu ingin tahu dan selalu bereksperimen.

Patut di sadari bahwa setiap insane adalah pribadi yang kreatif dan terlahir dengan kemampuan “mencipta”. Memahami proses kreativitas dapat meningkatkan kemampuan kreatif kita. Sekolah Charitas dengan take line, Kepemimpinan, Moralitas dan Kreativitas harus mempu melahirkan generasi Yang berkarakter Kreatif. IN Omnibus Charitas!!!

Senin, 28 Maret 2011

GERAKAN PENCINTA ALAM (GPA) SMA CHARITAS KEMPING DI PULAU TIDUNG

By: Romoaldus Kahardi


Siswa-siswi SMA Charitas yang tergabung dalam kelompok Gerakan Pencinta Alam (GPA Chalimont) mengadakan Kemping (fun camp) di Pulau Tidung Kecil, Kabupaten Pulau Seribu. Pulau Tidung Kecil merupakan salah satu gugus pulau yang terdapat di Pulau Seribu. Kemping itu berlangsung selama dua hari yaitu dari tanggal 19 – 20 Maret 2011. Pulau ini ditempuh dengan 3 jam perjalanan dari Jakarta menggunakan Kapal Motor dari Muara Angke, Jakarta Utara.

Kegiatan Kemping di Pulau Tidung Kecil ini diikuti oleh 49 Orang peserta yang terdiri dari 4 orang guru (Pak Budi, Pak Paju Pak Romald dan Ibu Klara) dan 45 orang siswa. Fun Camp merupakan salah satu Program / kegiatan rutin yang selalu dilaksanakan oleh Kelompok siswa-iswi Pencinta alam SMA Charitas setiap tahunnya. Kegiatan ini dirancang / direncanakan oleh para siswa dengan tujuan ganda; yakni sebagai rekreasi dan ajang pembelajaran. Gerakan Pencinta Alam (GPA) sendiri merupakan salah satu bentuk kegiatan ekstra kurikuler yang ada di SMA Charitas.

Tahun 2011 ini, lokasi Kemping yang dipilih adalah Pulau Tidung Kecil. Pulau Tidung terdiri atas dua, yaitu Pulau Tidung Besar dan Pulau Tidung Kecil. Pulau Tedung Besar ada penghuni dan sedangkan Pulau Tidung Kecil. Pulau Tidung Besar dan Tidung Kecil dihubungkan oleh sebuah jembatan kayu yang panjangnya sekitar 600 meter.

Kemping di Pulau Tidung Kecil mempunyai tantangan tersendiri bagi para peserta. Tantangan itu antara lain: Pertama, area dan tempat untuk berkemah adalah di Pulau Tidung Kecil; sebuah pulau yang tidak ada penghuninya, tidak ada listrik. Kedua, Peserta harus bisa menaklukkan rasa takut, karena harus mengarungi lautan dengan menggunakan Kapal Motor. Ketiga tidak semua peserta bisa berenang ( ada yang tidak bisa berenang sama sekali). Keempat tantangan dari Cuaca / alam. Sebagaimana diketahui bahwa dalam pekan itu, cuaca di Jakarta kurang bersahabat (hujan dan gelombang laut yang tidak menentu di jakarta akhir-akhir ini).

Menyadari akan beberapa tantangan diatas, Maka sebelum keberangkatan ke Pulau Tidung Kecil, Sr. Elfrida, FCh., selaku Kepala Sekolah SMA Charitas menghimbau kepada peserta Kemping untuk selalu mengutamakan keselamatan (Savety) dan selalu mengikuti arahan ketua panitia dan guru pendamping (tidak boleh ada yang berbuat sesukanya sendiri). Selain itu, Sr. Elfrida, FCh juga menekankan dan menegaskan kepada setiap peserta untuk bekerjasama dan memperhatikan temanya dalam setiap acara / kegiatan kemping. Hal yang sama ditegaskan oleh Drs. Paju Sajari selaku guru Pendamping Kegiatan ekstra Kurikuler GPA SMA Charitas. Pak Paju menekankan pentingnya kerjasama dan saling membantu satu sama lain dalam kegiatan.

Sesuai dengan tujuan dari kegiatan kemping kali ini yaitu sebagai rekreasi dan ajang pembelajaran maka Ada beberapa kegiatan yang dilaksanakan di acara kemping ini adalah : Membangun tenda, Snorkeling, menikmati keindahan bawah laut; Menyaksikan Sun set di sore hari, mancing dan memperkenalkan biota laut kepada para peserta. Para siswa sangat antusias mengikuti seluruh rangkaian acara yang sudah disusun dan dirancang oleh Panitia kemping. Panitia Kemping kali ini diketuai oleh Gihon, siswa kelas Xi IPA dan Lando kartono, siswa kelas X-4 SMA Charitas sebagai ketua Ekskul GPA SMA Charitas.

Kegiatan snorkeling adalah salah satu kegitan yang ditunggu-tunggu peserta kemping. Peralatan Snorkeling sengaja disewa panitia dari pengusaha alat Snorkeling di Pulau Tidung. Snorkeling dilaksanakan pada sore hari tanggal 19 maret 2011 di selat Tidung, Selat penghubung antara Tidung Besar dan Tidung kecil. Kegiatan snorkeling di Selat Tidung merupakn kegiatan yang paling menyenangkan bagi peserta.

Dengan snorkeling peserta dapat menikmati keindahan terumbu karang dan aneka biota bawah laut. Ditambah lagi dengan air laut yang jernih membuat kegiatan snorkeling menjadi lebih indah. Alex, salah seorang peserta Kemping sangat senang dengan kegiatan snorkeling, begitupun yang dirasakan oleh Laurence Geghana dan Wendi. Laurence bahkan gak mau keluar dari laut karena keasikan snorkeling dan menyaksikan keindahan terumbu karang dan aneka jenis ikan dengan beraneka warna.

Sebagai ajang pembelajaran, dengan berkemping di Pulau Tidung Kecil, Para peserta memperoleh pengalaman bersenorkeling, bisa mengenal alam lingkungan Pulau Tidung dan biota laut yang hidup di Pulau Tidung dan sekitarnya. Berkemping juga menjadi ajang untuk saling membantu dan menolong satu sama lain.

Salah satu hal yang menjadi perhatian peserta adalah masalah kebersihan. Dengan melihat kondisi air laut yang jernih dan bening, para siswa menjadi sadar bahwa ”sampah” itu dibuang harus pada tempatnya. Sabagaimana kita ketahui bahwa salah satu masalah yang memicu buruknya kondisi air laut dan pesisir di Jakarta adalah ”sampah” yang dibuang secara sembarangan dan serampangan. Laut dan air laut di Pulau Tidung Kecil sangat jernih jika dibandingkan dengan warna air laut dan kondisi Pesisir di Jakarta. Karenanya para siswa yang mengikuti kegitan kemping sangat antusias dan pinginya berlama-lama di laut menikmati indahnya pemandangan bawah laut dengan pelbagai kekayaan biota didalamnya. Bebaskan Pulau Tidung dan pantai Tidung Kecil dari sampah!Salam go green!

* Romoaldus Kahardi, Guru SMA Charitas Jakarta.

Susasana Snorkeling di ”Selat Tidung” ”Selat antara Pulau Tidung Besar dan Pulau Tidung kecil”



”Selat antara Pulau Tidung Besar dan Pulau Tidung kecil”



Foto hasil jepretan / bidikan Mr. Budi Setyanto, Guru Kimia SMA Charitas.


My experience:



Impianku untuk menjejakkan kaki di pulau Seribu akhirnya terpenuhi. Kali ini aku berangkat, kalau dibilang ”nebeng” dengan anak-anak pencinta alam SMA Charitas yang tergabung dalam GPA Chalimont berkemping di Sana. Kebetulan tahun ini GPA Chalimont memiliki program / rencana untuk kemping di Pulau Tidung, salah satu gugus pulau di Kepulauan seribu.

Gayung pun bersambut aku tidak menyia-nyiakan moment ini. Tepatnya Sabtu 19 maret 2011 saya dan 3 orang rekan seprofesiku: Mr. Budi, Mr. Paju dan Miss Clara berangkat bersama 45 orang siswa Pencinta alam ke Pulau Tidung. Awalnya aku agak was-was dengan kondisi Cuaca yang kurang bersahabat akhir-akhir ini di Jakarta dan sekitarnya. Tapi pikir punya pikir, kapan lagi aku harus ke sana????!!!

Dengan pelbagai pertimbangan aku akhirnya memutuskan untuk pergi. Modalnya, ”Tuhan Pasti di pihakku dan cuaca pasti akan selalu bersahabat dengan Manusia” ceilehhhh......! Singkat kata singkat cerita, aku dan rombongan yang semuanya berjumlah 49 orang itupun berangkat menuju pulau yang dituju, ”Pulau Tidung”.

Inilah sekelumit kisah perjalanan menuju Pulau Tidung. Kami berangkat dari sekolah, SMA Charitas jam 07.30 pagi menggunakan Bus Pariwisata menuju Muara Angke. Dari Muara Angke kami pindah ke Kapal Motor DOLPIN menuju Pulau Tidung. Perjalanan yang mengasikkan dan menyenangkan. Kami harus mengarungi lautan, menembus hadangan ombok dan gelombang laut Jawa. Perjalanan Muara Angke menuju Pulau Tidung ditempuh dalam waktu 3 jam.

Tiga jam perjalanan tidak terlalu dirasakan kelamaanya, karena ada begitu banyak pemandangan yang disajikan kepada kami di lautan. Berikut ini adalah beberapa hal yang saya rekam dalam perjalanan dari Muara Angke menuju Pulau Tidung. Pertama Kapal, perahu - nelayan. Sepanjang perjalanan dari Muara Angke menuju Pulau Tidung kami menjumpai banyak kapal yang berjalan membelah lautan, ada nelayan yang lagi menjala ikan di tegah laut. Ada Kapal pesiar, ada perahu bercadik dan ada juga kapal tangker pertamina yang berjalan melintas lautan. Dan ada juga kapal pengangkut barang dan dan kapal penumpang dengan pelbagai ukuran..... Seru deh....

Kedua, burung laut. Pernahkah Anda menyaksikan burung bertengger di laut. Dan burung beterbangan diatas laut. Burung-burung itu ada yang jalan bergerombol ada juga yang terbang sendiri-sendiri. Kayaknya burung-burung itu terbang mencari makan. Mereka saja tidak takut terhempas badai pikirku dalam hati ...... masa saya harus ciut....!!!


Ketiga, Pesona bawah laut. Ada banyak pemandangan yang dijumpai di bawah laut..... ada terumbu karang, ikan-ikan kecil dengan beraneka warna mondar-mandir disekitar karang sekedar mencari makan dan memamerkan kemolekan tubuh mereka (pikirku) dalam hati. Itulah pemandangan unik yang saya jumpai dalam perjalanan ke Pulau Tidung dari atas Kapal Motor DOLPIN.

KM DOLPIN adalah kapal yang kami pakai ke Pulau Tidung. Kapal ini sebenarnya berkapasitas 150-200 orang penumpang. Kapal ini sengaja di Carter oleh rombongan kami. Tidak ada penumpang lain selain rombongan kami dan awak/crew kapal. Kami berangkat dari Muara Angke jam 09.30 dan tiba di Pulau Tidung jam 12.30. Cuaca sangat panas ketika kami bersandar di Dermaga Pulau Tidung. Walau begitu, seluruh anggota rombongan kami tidak menciutkan hatinya. Sempat istirahat 20 menit di kantor perhubungan Pulau Tidung dan panitia mengurus perizinan untuk kemping kami menuju Pulau Tidung keci. Di situ baru saya tahu bahwa Pulau Tidung itu ada dua pulau. Satu Tidung Besar dan satu Tidung Kecil. Pulau Tidung Besar ada penghuninya sedangkan Pulau Tidung Kecil tidak ada penghuninya. Di Pulau Tidung Kecil inilah banyak orang kemping. Di Tidung Besar ada Listrik sedangkan di Tedung Kecil tidak ada listrik. Penerangan malam menggunakan penerangan alam (Bulan dan Kunang-kunang di malam hari asieeeeekkkk.....!

Pulau Tidung Besar dan Tidung Kecil dihubungkan oleh jembatan kayu sepanjang kurang lebih 600 meter. Orang menamakanya jembatan ”CINTA”. Saya sendiri tidak sempat menanyakannnya kepada warga disana kenapa dinamakan jembatan CINTA. Biasanya di akhir pekan banyak pengunjung yang datang ke Pulau Tidung dan menikmati panorama bawah laut di selat Tidung dan jembatan CINTA serta di pulau Seribu. Pemandangan dari jembatan memang sungguh eksotis dan luar biasa. Terumbu karang yang warna-warni kelihatan jelas dari atas jembatan. Airnya jernih agak biru kehijauan membuat aku ingin cepet-cepet nyebur dan loncat ke lautttttt.......! Pemandangan yang unik bagi saya, orang melompat dari jembatan yang tinginya kira-kira 5-8 meter diatas laut dan dipakai sebagai tumpuan saat loncat ke laut. Ihhhhhhhhhh.......... ngeri juga ketusku dalam hati.....! Gak takut nyangkut di terumbu karang ya orang-orang pada nekat terjun....! Perjalanan melintasi jembatan CINTA sungguh mengasikkan dan sedikit memacu adrenalinku. Maklum sudah banyak kayu yang agak lapuk karena panasnya terik matahari dan kena air laut..... tetapi over all is nice....!!

Ada banyak pertanyaan yang muncul dibenakku ketika rombongan kami tiba di Lokasi kemping. Snorkelingnya di mana? Mancingnya dimana karena saat kami tiba di lokasi kondisi air laut lagi pada suru. Pikir punya pikir. Ternyata soal ”waktu”! Kami sampai di pulau Tidung Kecil itu sekitar jam 13.30 siang dan air laut lagi surut-surutnya. Jadi keliatan deh bintang laut di pantai , buluh babi, kepiting dan kerang kerang laut pada nempel di pasir..... pikirku apa gak kepanasan ya? Saya saja panaazzzzzzzzzzzzz...!

Yoi….. inilah salah satu pemandangan bawah laut di bagian timur pulau Tidung Kecil. Aku terpesona ketika menemukan terumbu karang yang jelas banget dari atas laut. Beberapa ikan juga keliatan mondar-mandir dengan jelasnya. Karena kondisi laut lagi pasang surut, aku mengambil keputusan untuk masuk ke laut……!! walupun tergores karang saat mancing di tengah laut, aku tetap bersemangat mancing dan masuk sampai lebih kurang 600 meter dari tepi laut. Siswa-siswi kuajak untuk semakin dan bertolak ke tempat yang lebih dalam lagi. Ada yang takut dan ada yang gak takut bahkan ada yang masuk lebih jauh lagi ke tengah laut. Maklum air laut lagi surut....!!!

Selasa, 01 Maret 2011

LIKA LIKU PERJALANAN SANG BUNDA MENUJU RUMAH BAPA





LIKA LIKU PERJALANAN SANG BUNDA MENUJU RUMAH BAPA
Oleh : Romald Kahardi



Riwayat Hidup Selayang Pandang

Kristina Nanut, Lahir di Bambor, 01 Juli tahun 1943. Ia lahir sebagai anak tunggal dari Bapak Petrus Angka dan Ibunya Elizabeth Hanum. Mama Kristina mempunyai lika-liku perjalanan hidup yang unik. Menurut cerita dari To’a Bone Aman, mama di larikan ke Werang dan dipelihara oleh Orang tua TO’a Bone sejak umur 5 hari. Mama dilarikan ke Werang dengan Kuda oleh Empo Ame d’ Hambur (Orang tua Om P. Yan Hambur, SVD) Pastor Paroki Wolowaru sekarang ini. Kini To’a Bone Aman tak kuasa menahan kesdihan karena Nanut adalah satu-satunya saudari yang ia punya. Mereka dianggap saudara sekandung karena To’a Bone pun hanya seorang diri.

Pernikahan dengan Gerardus Ladu

Mama Kristina menikah dengan Gerardus Ladu Putra bapak Paulus Ngampu dan Ibu Dortea Dia. Semasa Hidupnya Mama Kristina tergolong orang yang gampang bergaul dan memiliki semangat kekeluargaan yang sangat tinggi dan seorang pekerja keras. Hal yang sama juga bagi alm.Bapa Geradus Ladu suaminya.

Dari pernikahanya dengan Gerardus, Mama Kristina dianugerahi oleh Tuhan 6 orang anak dan 3 orang cucu. Anak-anak mereka adalah : Siprianus Ardi (Bapa kevin); Romoaldus Kahardi (Muhar), Benediktus Ferdi (Bene) Agustinus Moses (Moses) Sofiana Delia (mama sela) dan Lusia lasri (Lus). Dari keenam anak-anak mereka ini, tiga orang sudah menikah dan tiganya belum. Yang sudah menikah : Sipri, Muar dan Sofi. Moses selangkah lagi akan menikah walaupun secara adat Moses sudah menikah.

Puji Tuhan dan berkat usaha dan kerja keras Mama Kristina dan Bapa Geradus anak-anaknya bisa menamatkan pendidikan SMA satu dan Sarjana. Semuanya bisa hidup mandiri. Kini kak Sipri menjadi tulang punggung keluarga menggantikan posisi bapak dan mama di Noa – Bambor. Muhar bekerja sebagai guru di Jakarta bersama istrinya seorang perawat yang bisa merawat mama kristina sampai hari dan saat-saat terakhir hidup mama Kristina. Bene di Labuan Bajo, Moses di Jakarta. Delia sudah berkeluarga dan Lusi juga sudah mulai mandiri. Ini semua berkat usaha, doa dan kerja keras dari Alm. Mama kristina dan alm. Bapa Gerardus.

Menurut kisah dan cerita yang saya tangkap dari Obrolan keluarga setelah acara penguburan mama selesai. Kisah cinta mama Krstina dan Geradus bermula dari cerita ”tadok kaba lambar” dise Empo Ngampu. Tadok kaba ho,o ce’e mantang lusin kaba ho,o cai le Wuncung. Le hitu ise bapa gerardus agu empo Ngampu agu ise bapa Mikael toko one sekang d’ Kraeng Toka. Ame d’ mama Kristina. Laing hitu pu’ung mangan repa mata sampai akhirnya mereka menikah. (Untuk lebih lanjut tentang kisah ini tanya saja sama Bapak Mikael......) Dari sinilah muncul ikatan kelurga Mantang dan Bambor di keluarga ini. Karena tadok kaba lambar ini juga, Sipri, Muhar, Bene, Moses, Delia dan Lus ada.....!

Saat-saat akhir hidup Mama Kristina

Alm. Mama Kristina adalah orang yang pekerja keras dan tidak mau tinggal diam. Hari sabtu tanggal 29 Januari 2011 ia masih pergi tanam padi, Sore masih menyuruh kak sipri untuk deko manuk di rumah bapa David. Dan malam masih sempat pepek welu. Saat Pepek welu di dapur, mama kena sakit dan rebah ke baskom/penggek welu yang sudah di bersihkan. Dari situ mama langsung tidak bisa ngapa-ngapain alias koma. Sebuah penderitaan yang sangat berat dan memilukan hati.

Mama termasuk orang yang kuat, tegar dan tidak gampang menyerah. Buktinya walau gak makan, hanya andalkan air dan infus, mama bisa bertahan hidup. Penderitaan dan takdir memang berbicara lain. Segala macam upaya telah dilakukan baik pengobatan alternatif maupun rumah sakit. Sebenarnya mama pingin bicara tapi tak bisa. Ia hanya berbicara dalam bahasa air mata. Ini terbukti ketika kami tiba di rumah pada tanggal 31 januari 2011 mama hanya bisa mengeluarkan air mata tanda salam jumpa dengan wote nomor duanya Tupa, Lus dan Muhar. Begitupun ketika Moses Tiba di Ruteng. Di Ruagan ICU mama hanya bisa menarik napas dan mengeluarkan airmana sebagai tanda senang bertemu anaknya Moses. Semua hanya berpasrah pada kehendak Tuhan.

Alm. Mama Kristina telah melewati perjalanan panjang sebelum menghembuskan napas yang terakhir. Dari Noa mama di bawa ke Labuan Bajo hari selasa,01 Pebruari 2011. Karena peralatan Puskesmas yang minim, Mama kami bawa ke Ruteng hari Rabu, 02 Pebruari 2011. Tiba di Ruteng Rabu sore dan mama nginap di ruang ICU RSUD Ruteng sampai hari Sabtu, 05 Pebruari 2011.

Melihat kondisi mama Kristina yang makin parah keluarga memutuskan untuk mengeluarkan mama dari RSUD Ruteng pada hari Sabtu dan dibawa ke Bambor tempat kelahiran mama. Di Bambor mama hanya semalam. Pagi hari Minggu, 06 Pebruari 2011, Mama kristina menghembuskan napasnya yang terakhir. Selamat jalan MAMA Kristina . Doa kami menyertaiMu! AMIN!

Kabar penderitaan mama (Sabtu, 29 Januari 2011)

Sabtu, 29 Januari 2011, Aku mendengar kabar tentang kondisi kesehatan mamaku yang tercinta, Kristina nanut dari adik Emil. Ketika itu aku baru saja pulang dari Rumah Sakit Medika Permata Hijau, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan menghantar istriku tercinta, Zr. Tupa Ridawati br. Simamora. Ketika itu, aku sedang mengendarai Sepeda motor Revo kesanganku. Panggilan pertama aku tak jawab. Berikut panggilan kedua dan ketiga dan seterusnya. Kemudian aku meminggirkan sepeda motor di Gerbang Universitas Ahmad Dahlan Jakarta Selatan lalu aku mengirim sms ke EMIL. Ada apa dek? Terus ia nelpon, coba hubung ke Kampung, Mama sakit berat. Aku mencoba untuk menghubungi nomor Kak Sipri tapi tidak bisa konek, ke nomor bapa Jelsi, juga tidak konek. Kemudian aku telpon adik Moses dan adik Lusi. Ternyata mereka sudah mengetahuinya. Tak lama kemudian, Istriku menghubungi aku via HP. Ia mendengar kabar dari Moses kalau mama sakit berat. Aku menanyakan apakah mama bisa berangkat ke Flores. Katanya apapun halangan aku harus dan tetap berangkat bersama aku ke Labuan Bajo menjenguk mama.

Singkat kata singkat cerita aku memutuskan untuk berangkat. Moses kuajak ke rumah dan Lusi saya ultimatum untuk ke Lebak Bulus esok paginya. Malam yang membingungkan dan membuyarkan semua konsentrasiku. Pikiranku hanya satu, bagaimana aku bisa berjumpa dengan mamaku dalam keadaan sehat - hidup dan bisa bicara serta bertegursapa dengan kami. Aku lebih memikirkan istriku yang belum pernah bertemu muka dengan mamaku.

Tanggal 25 Juni 2011

Sudah diputuskan bahwa aku dan istri akan pulang untuk acara Wedi ruha pada bulan juni nanti, tepatnya tanggal 25 juni 2011. Tanggal itu sudah dikabarkan ke mama dan keluarga besar di Noa – Flores sudah tahu kami akan pulang kampung. Kini tanggal itu menjadi tanggal kenangan dan buah bibir di kalangan keluarga di Flores ketika kami bertemu, menjenguk mama, di Noa hingga kami balik ke Jakarta.

Tiket Pesawat Sriwijaya Air (Minggu 30 Januari 2011)

Semua serba cepat. Doa mama dan kerinduan mama untuk segera bertemu wote nomor duanya tercapai. Aku segera menghubungi Egi untuk mencari Tiket pesawat ke Denpasar. Perjuangan untuk mendapatkan Tiket murahpun diperoleh. Kami mendapatkan 3 tiket Jakarta-Denpasar dengan harga Rp. 320000,- per orang. Aku menyuruh dan minta bantuan Moses untuk berangkat mengambil tiketnya bersama Egi di Blok M. Jam 3 sore kami terbang dari Jakarta ke Denpasar. Tiket Denpasar Labuan Bajo di dapat hari itu juga namun berangkatnya keesokan harinya ke labuan Bajo dengan pesawat AVIAStar dengan harga tiket Rp. 900.000,- per orang.

AviaStar mendarat di Bandara KOMODO Labuan Bajo (Senin 31 Januari 2011)

Pesawat AVIAStar mendarat jam 10.00 pagi wst. Di Bandara Komodo, di luar ruang tunggu sudah ada kakak Paul Harimans dan Archie sudah menunggu kami. Setelah bagasi tiba, kamipun bersalaman satu-sama lain. Dari Bandara Komodo, kami numpang Ojek / Motor menuju kediaman Kakak Paul di Wae Bo.

Dari Apotik ke Apotik (Senin 31 Januari 2011)

Setibanya di Rumah Kak Paul, Kami makan kemudian aku dan Istriku pergi mencari Obat dan selang makan. Perjalanan yang melelahkan. Semua Apotik di Kota Labuan Bajo kami singgahi dan tak satupun yang menjual selang untuk distribusi makanan dan minuman. Yang ada hanya infus (kami beli satu Dos), sarung tangan dan obat-obatan yang lain.Kami berpikir, Apapun kondisinya, mama harus bisa makan dan minum.

Dari Labuan Bajo ke Noa 1 (Senin 31 Januari 2011)

Rencananya, kami akan menggunakan 3 sepeda motor ke Noa; akan tetapi, rencana itu gak jadi karena kebetulan ada Oto yang hendak ke Ndiheng. Hari-harinya Oto itu bolak-balik Labuan Bajo- Kondas. Keluargapun menghubungi Oto itu untuk kami dan kamipun menumpang oto Kasih sayang itu ke Noa.




Perjumpaan yang mengharu-bisu (Senin 31 Januari 2011)

Tak banyak kata dan tak ada basa-basi ketika Oto yang kami tumpangi berhenti di Noa.kampung kelahiranku. Semua pada diam. Hanya ada ucapan sabar, tegar dan selamat datang dari keluarga. Hampir tak ada senyum yang keluar dari tatapan mereka kepada kami. Tidak biasanya kalau ketemu pasti ada canda dan tawa.Aku dan istriku tak kuasa lagi menahan kerinduan untuk langsung bertemu mama tercinta. Yang ada hanya isak tangis dan duka.


Injak Telur - dalam kegalauan (Senin 31 Januari 2011)



Istriku diterima secara adat manggarai (Wedi Ruha)
Toe manga Nggong agu Gendang; Yang ada tatapan mata dan tangis air mata
Inginya..... Segera menemui mama.



Begitu Turun dari Oto, Kami dihantar masuk ke rumah Bapa David, Adik Alm. Bapak saya. Disitu aku dan Istriku diberi kain songke dan istriku disuruh mengenakan kebaya. Aku sendiri sebenarnya tidak tega menjalankan ritus ini, karena hatiku sudah ke MAMA. Tapi Apapun alasanya, Acara itu harus dilaksanakan karena Istriku baru pertama kali masuk rumah / kampung kelahiranku. Awalnya aku disuruh mengenakan kemeja putih; namun aku bersih kuku untuk membiarkan pakaian putih yang yang sudah aku pakai dari Jakarta saja. Toh menurutku, yang penting Acaranya berlangsung dan Tuhan pasti merestuinya. Dari situ kami diarak menuju rumah kediaman kami. Di pintu rumah sudah disediakan Telur yang sudah diletakkan diatar saung perempas lalu diijak oleh kami berdua. Pertama oleh istriku kemudian disusul olehku.

Dari pintu aku tak bisa menahan tangis dan airmata tak kunjung berhenti menetes. Kupandang dan kutatap wajah mama yang lemah terkulai. Yang kudengar hanya desahan napas. Tak ada suara, tak ada kata, tak ada kedipan mata.Isak tangis membuncah dari mulut istriku, dari mulut Lusi dan dari saya sendiri, Juga dari seluruh anggota keluarga. Dalam sekejap, istriku langsung mengurus mama. Kami mengeluarkan botol infus dan obat-obatan yang sudah dibeli dari Labuan Bajo untuk mama. Pemasangan infus tertunda karena jarumnya gak ada mesti tunggu dari Rekas. Sukur, 1 jam kemudian jarumnya datang dan istriku segera memasangnya.



Inilah kondisi mama ketika aku dan istriku tiba di rumah.
Tiada kata terucap;
Yang ada hanyalah doa dan kucuran airmata tanda keharuan.
Hati Kecilku berbisik Mudah-mudahan mama melihat wotenya dari mata batinya;


Mama harus pindah ke Labuan Bajo (Selasa, 02 pebruari 2011)




Tidak ada Ambulanc, mama dibawa ke Labuan bajo dengan Bis Kayu alias Oto kol:
To’a Ine d’ Rius dan weta Asti memegang kaki mama
Mama Tidur dalm kepasrahan
Lusi dan Tupa berdoa sambil berharap akan Mukjizat Tuhan!

Melihat kondisi mama yang tak kunjung berubah, malamnya aku dan istriku beserta keluarga memutuskan untuk membawa mama ke Labuan Bajo. Keinginan kami untuk membawa mama ke Labuan Bajo diamini keluarga. Malam itu kakak Sipri mengusahakan kendaraan dan ada. Keesokan paginga, selasa, 01 Pebruari 2011 kami membawa mama ke Puskesmas Labuan Bajo.Satu–satunya puskesmas yang ada rawat inapnya di Kabupaten Manggarai Barat. Di Puskesmas ini Mama di kasih suplai Oksigen via hidung dan tambahan dipasang selang untuk suplai makan dan minuman melalui hidung. obat-obat yang dimasukan ke dalam infus. Di labuan Bajo Keluarga menjenguk dan bergantian menjaga mama dari sore hinggakeesokan paginya.

Mama di tangani dengan peralatan medis yang minim –sesuai kondisi Yang ada
(Selasa, 02 pebruari 2011)

Penderitaan yang dialami mamaku semakin bertambah dari waktu ke waktu. Hal ini ditambah lagi dengan sarana puskesmas yang kurang memadai. Maklum Labuan Bajo adalah kabupaten baru dan letaknya agak jauh dari Ibukota negara Jakarta. Boleh dibilang masih terpencil dan terbelakang dari sarana dan prasarana kesehatan yang lengkap.



Istriku sedang memberi makan melalui hidung;
Alat penyedot Cairan di mulut tidak berfungsi;
Ferdi dan mama Lori Menatap sambil berharap akan kesenbuhan mama!

Bayangkan alat penyedot dahak / air liur yang menumpuk di mulut saja sudah rusak dan tidak berfungsi.Istriku geregetan dan ia tidak tega melihat situasi seperti ini. Akhirnya ia mati-matian untuk memindahkan mama ke Rumah sakit yang lebih besar. Dan satu-satunya rumah sakit rujukan adalah RSUD Ruteng. Siang Hari Rabu,02 Pebruari 2011 Dengan mobil ambulance Puskesmas Labuan Bajo kami menghantar mama ke RSUD Ruteng. Ambulance ini sudah tua dan AC-nya sudah tak berfungsi. Kami menghantar mama dengan bantuan ambulance dan Oksigen. Di jalan menuju Ruteng aku hanya berpikir tentang masa depan kondisi mamaku. Aku hampir putus asa dan kehilangan harapan akan kesehatan mamaku. Walaupun demikian, aku masih mengharapkan satu mujizat, ”Mama Pasti Sembuh”. Dalam kegalauan itu aku mulai berpikir kalau mama akan pergi ..... Namun kegalauan dalam harapan. Tuhan masih dipihak kita. Aku yakin akan hal itu. Setidaknya Istriku bisa merawat mama secara ’all out” dari waktu ke waktu.


UGD RSUD Ruteng (Rabu, 03 Pebruari 2011)



Zr.Tupa pastikan Selang makan tepasang dengan baik di Ruang UGD RSUD Ruteng;
Menyedot Cairan di Mulut;
Tim Medis memasang peralatan medis di Ruang ICU RSUD Ruteng

Setibanya di Ruteng mama langsung di tempatkan di Ruang UGD. Aku bangga karena Tim Medis RSUD dengan sigap menangani mamaku yang baru tiba dari Labuan Bajo. Di situ Dokter dan perawat memberikan Pertolongan pertama: menyedot dahak dan air liur mama yang sudah tertampung hampir 4 hari sejak mama mendapatkan kondisi kesehatan seperti itu.Sejenak aku agak lega karena alatnya berfungsi dengan baik.Aku melihat ada keceriaan dan kehidupan karena setelah disedot peredaran napas mama lancar sekali tidak berbunyi lagi seperti sebelumnya. Selain itu mama mendapat tambahan oksigen dan Selang makan melalui hidung.Setelah mendapatkan pertolongan pertama dari tim Medis di UGD, mama dipindahkan ke ruang ICU.


Ruang ICU RSUD Ruteng (Rabu – Kamis; 03-04 Pebruari 2011)



Lusi menatap dengan penuh tanda tanya;
Merekam jantung dan tekanan darah serta pernapasan dengan peralatan yang canggih;
Doa dan harapan dari seorang putra Muhar untuk sang bunda!

Rabu Sore Mama menempati ruang ICU. Ruang ini memiliki peraturan yang ketat.Jam kunjung untuk pasien hanya diperbolehkan pada jam kunjung yaitu jam 11.00 -12.00 siang dan jam 16.00 – 17.00. Tanpa kecuali. Dan masing masing keluarga Pasien mendapatkan satu buah kartu identitas yang dipergunakan untuk mengambil obat dan bisa keluar masuk Area rumah sakit di luar waktu kunjungan di atas. Mama menempati ruang ICU ini sampai hari Sabtu,05 Pebruari 2011 sebelum kami memutuskan untuk memulangkan mama ke NOA.

Jumat yang menegangkan (Jumat, 04 Pebruari 2011)




Kondisi kesehatan mama makin hari makin menurun;
Tupa menatap dalam kehampaan;
Inikah takdir anak manusia?

Kondisi kesehatan mama hari ke hari kian memburuk. Puncaknya hari Jumat, 04 Pebruari 2011. Ketika aku melihat mama dengan kondisi yang memprihatinkan. Tidak seperti hari sebelumnya. Aku sudah berpikir kalau mama akan meninggalkan kami 1 atau 2 jam lagi. Para dokter dan perawat sudah mengatakan kalau kami tidak boleh jauh-jauh dari mama dan siap-siap kalau mama akan pergi untuk selamanya. Aku membisik ditelinga mama kalau adik Moses lagi dalam perjalanan menuju RSUD dari Labuan Bajo Aku meminta mama untuk menunggu Moses kalau memang mama akan pergi untuk selamanya.Syukurlah mama memenuhi permintaan kami. Malam ketika Moses datang sepertinya mama pingin bicara tapi tidak bisa.... Aku melihat sebuah perjuangan dari mama. Aku tidak tega melihat derita mama lagi. Aku berdoa kepada Tuhan kalau memang Kehendak Tuhan berbicara lain Kami sudah pasrah. We trust in YOU LORD. Malam kami berembuk untuk memulangkan mama ke NOA. Malam itu aku dan adik-kakak tidak meninggalkan ICU. Kami menanti dalam diam dan berharap akan mujizat Tuhan. Akhirnya Pagi datang kembali.Terima kasih Tuhan Engkau masih memberikan napas kehidupan kepad mama Kami.

Pergulatan di hari Sabtu (Sabtu, 05 Pebruari 2011)

Minggu, 06 Pebruari 2011, tepat jam 06.00 wst, Mamaku tercinta menghembuskan napas yang terakhir. Pagi yang pilu dan merisaukan hati.

Pagi Sabtu, 05 Pebruari 2011 kak Paul Harimans bertemu Perawat dan Dokter untuk berkonsultasi. Setelah mendapatkan masukan dari Dokter dan melihat kondisi mama yang semakin parah, kami putuskan untuk kembali ke Noa. Pergulatan yang hebat dalam diriku, ”Merelakan mama pergi atau bertahan sambil berharap akan mujizat” Namun usaha manusia ada batasnya. Kami putuskan mama pulang. Ditambah harapan keluarga untuk memulangkan mama. Kami menghubungi Om TEO dan bapa Mikael, bahwa mama Pulang....... Setelah berembuk, akhirnya diputuskan untuk pulang tapi bukan ke Noa tapi ke Bambor, tempat kelahiran mama. Setelah menemui Kepala Ruangan kami menandatanagani surat kepulangan mama dari RSUD Ruteng kami kembali ke rumah untuk mempersiapkan segala sesuatu termasuk peralatan kesehatan (infus, selang makan, mobil kasur untuk mama dan pakaian kami sendiri. Setelah semuanya beres kami ke Rumah Sakit untuk menjemput mama.

Sesuai dengan peraturan yang berlaku di Rumah sakit manapun, kalau Pasien dipulangkan secara paksa (atas permintaan keluarga) Semua peralatan medis yang dipakai pasien harus dicabut. Hal yang sama berlaku bagi mama kami. Karena itu sebelum meninggalkan ruang ICU, Istriku Tupa dan aku segera membeli peralatan medis buat mama dan akan dipasang /dipakai mama setelah meninggalkan Rumah Sakit. Stok Obat-obatan dan susu buat mama masih cukup; Apalagi infus. Kami hanya membeli jarum dan selang makan serta jeli buat pasang selang makan dan minum. Syukurlah istriku seorang perawat sehingga semuanya beres dan ia memasang dengan sigap dan teliti.

Setelah kami mengurus administrasi di Ruang ICU Kami punmenghantar mama meninggalkan ruang ICU menuju kendaraan untuk selanjutnya dibawa ke Bambor, Kampung kelahiran mama. Di Bambor sudah menunggu saudara-saudari dan seluruh keluarga besar Mbaru Namut (keluarga sang Mama). Perjalanan dari Ruteng menuju Bambor ditempuh dengan waktu 3 jam. Untunglah perjalanan lancar-lancar saja dan tak ada kendala sedikitpun. Walau hujan gerimis mengiringi perjalanan kami menuju Bambor tapi akhirnya kami tiba dengan selamat di Bambor. Di Bambor sudah banyak keluarga menanti dan menerima kehadiran mama. Semua To’a dan kesa serta ase-ka’e di bambor menerima dengan lapang hati.


Manuk Ker dewa sa’i (Sabtu, 05 Pebruari 2011)

Di Bambor, mama disambut dengan lapang dada oleh keluarga Bambor. Ketika hendak masuk pintu Rumah, Mama di sirami beras oleh To’a Ine d’ Pen. Setelah itu mama di baringkan di atas tempat tidur lalu mama di Olar dengan manuk sebagai tada doa untuk mengusir sakit dan penyakitnya dan juga untuk menjaga dewa sa’i mama. Aku bersyukur memiliki keluarga besar seperti ini. Aku merasa dikuatkan dan diteguhkan. Setelah mengolar dan meng ”ker dewa sa’i mama dengan manuk, Kini giliran kami anak-anak dan keluarga Woe di olar dan diterima dengan manuk kapu oleh keluarga pihak iname ( Keluarga dari pihak mama. Di sini aku tak kuasa menitikkan air mata. Air mata Bahagia karena merasa diterima dan dihargai sebagai anak oleh semua keluarga mama.

Awalnya aku berpikir kalau kedatangan mama dalam kondisi sakit parah itu merepotkan keluarga di Bambor, namun ternyata sangkaanku itu tidak benar. Buktinya mereka senang Mama dan Kami bisa singgah dan mau tidur di Rumah mereka. Sebenarnya ada banyak rumah di Bambor; namun berdasarkan hasil rembukan keluarga, mama dirawat di Rumah To’a Ame d’ Rius (To’a Hanes Rabes). Sore hingga Malam dan sampai Pagi mejelang ajal keluarga silih berganti berjaga. Mereka rela meninggalkan rumah dan pekerjaan serta keluarganya demi untuk mamaku tercinta.

Tangisan perpisahan (Minggu, 06 Pebruari 2011)

Pagi hari, Minggu 06 Pebruari 2011, tepatnya jam 06.00 wst. Mama menghembuskan napas yang terakhir. Kepergian mama menyisahkan tangis dan duka bagi keluarga semua. Isak tangis dan derai air mata pun tak terelakkan. Istriku memastikan kalau mama benar-benar meninggalkan kami 2 menit kemudian. Aku hanya berdoa dan berpasrah pada Tuhan, ”Tuhan, terimalah Mamaku dalam pangkuan Bapa di surga dan perkenankan ia masuk dalam paduan suara surgawi. Beri kami anak-anak dan cucunya ketabahan, kekuatan dan ketegaran hati untuk merelakan kepergian mama kami Kristina Nanut ke pangkuanMU!.”

Pagi itu juga kami berusaha untuk mencari kendaraan untuk mengantar mama ke Noa. Ungtunglah Pemilik kendaraan mengiakan permintaan kami. Satu kendaraan untuk mengangkut pasir dan Batako dan satu kendaraan untuk menghantar mama dan keluarga ke Noa 1. Setelah keluarga di bambor siap dan sesudah makan pagi mama pun dihantar ke Noa. Di Noa 1 sudah banyak anggota keluarga menunggu. Tangisan pun membelah kesunyian kampung Noa. Banyak keluarga dan kenalan mama semasa hidupnya datang untuk berdoa dan memberikan penghormatan yang terakhir. Mama Doakan kami pada Bapa di Surga. Sebuah pengalaman sakit yang berujung maut. Bagaimana tidak; mama sehat dan segar-bugar di hari sabtu - Akan tetapi begitu kena sakit mama langsung tidak sadarkan diri, mata gak bisa buka, dan tidak bisa bicara. Kini setelah berusaha untuk mendapatkan perawatan, akhirnya mama Kristina pergi untuk selamanya. Pengalaman sakit yang langka untuk ukuran kampung Noa. Sebelumnya belum ada orang yang sakit seperti itu.

Bembe Tokong Bako (Kambing po’e mama)



Bembe tokong Bako: Sebelum di potong, Keluarga dan pihak iname mengucapkan Wada / sumpah / doa secara adat bahwa penguburan di Tunda Kambing di bawa di depan Pintu rumah ;tepatnya di Para sekang dengan muka menghadap alm. Mama Kristina.

Sesuai dengan adat dan budaya masyarakat kempo, keluarga harus menyiapkan satu ekor kambing untuk menunda penguburan mama di hari berikutnya. Siang hingga malam keluarga berdatangan dari seluruh kampung. Semua Woe hadir begitupun keluarga dari pihak iname. Aku banggga akan eratnya ikatan keluarga kami. Apalagi semasa hidupnya mama Kristina tergolong orang yang gampang membantu. Jiwa sosialnya sangat tinggi. Mama sendiri suka berteman dan bergaul dengan siapa saja. Dengan orang yang belum ia kenal sebelumnya pun ia sangat ramah. Mama tidak kikir dan bisa membantu sejauh ia bisa. Dimanapun keperluan keluarga, kalau ia sehat pasti mama berangkat / hadir. Inilah salah satu hal yang mebuat seluruh keluarga besar berduka dan merasa kehilangan. Aku pun sejenak bertanya diri, ”Mungkinkah aku bisa seperti mama?” Istriku pun Tupa memikirkan hal yang sama. Walau situasi dan kondisi cuaca yang selalu diguyur hujan dan bahkan halaman rumah berubah jadi lumpur semua, para pelayat datang tak kunjung henti. Bahkan tenda yang didirikan pagi itu sempat Roboh di Malam hari karena tak kuat menahan air hujan yang penuh di terpal. Tiang pancang tenda pun terseret angin yang berhembus agak kencang dan karena tanahnya lembek sehingga tiang gampang terombang-ambing. Keesokan harinya baru kami mencoba untuk membereskan tenda kembali. Aku bersyukur punya keluarga yang peduli dan cepat tanggap tentang situasi dan apa saja yang dibutuhkan untuk acara penguburan mama keesokan harinya. Terima kasih Tuhan!

Hari penguburan mama (Senin, 07 Pebruari 2011)



”Inilah rumah peristirahatan alm.mama Kristina yang terakhir. Mama dibaringka disamping Kuburan alm. Bapa Gerardus Ladu (suami yang meninggal 17 Agustus 2002 ”

Senin, 07 Pebruari 2011, tepatnya jam 02.15 siang keluarga berdoa untuk menghantar kepergian mama memnuju tempat peristirahatan terakhir sekaligus berdoa untuk keselamatan arwahnya. Setelah selesai berdoa untuk mama, aku dan keluarga sekali lagi menatap wajah mama untuk yang terakhir kalinya. Aku tak kuasa menahan tangis..... begitupun keluarga semua. Setelah itu, mama dibawa pergi untuk selamanya ke tempat peristirahatan yang terakhir (di kuburan keluarga dibelakang rumah. Di sana aku hanya diam membisu, tak banyak kata, aku hanya bisa termenung sambil mendengarkan lagu ”BUNDA” dari ponselku. Titik demi tetes air mata keluar. Aku ingat akan jasa mamaku, canda, tawa, kemarahan mama diwaktu kecil dan keceriaan suara mama ketika aku telepon 4 hari sebelum mama sakit!! Sakit hati ini.... Sepertinya Tuhan tidak adil.......... tapi mungkin mama harus pergi karena akupun tidak tega melihat penderitaan dan perjuangan untuk hidup ketika di rawat di rumah, di Puskesmas Labuan Bajo dan di RSUD Ruteng! Terima kasih mama. Doaku, doa keluargaku, Doa anak-anak dan cucu-cucu mama menyertaimu; Doa semua keluarga mengiringi kepergianMu! Semoga ArwahMU diterima di sisi kanan Bapa: Dan jangan Lupa doakan kami yang masih berziarah di Bumi ini, AMIN!!

Song For mama: Melly Goeslaw Bunda

Kubuka Album Biru
Penuh debu dan usang
Kupandangi semua gambar diri
Kecil bersih belum ternoda

Pikirkupun melayang
Dahulu penuh kasih
Teringat semua cerita orang
Tentang riwayatku

Reff:
Kata mereka diriku slalu dimanja
Kata mereka diriku slalu ditimang

Nada-nada yang indah
Slalu terurai darinya
Tangisan nakal dari bibirku
Takkan jadi deritanya

Tangan halus dan suci
Tlah mengangkat diri ini
Jiwa raga dan seluruh hidup
Rela dia berikan

Back to Reff.

Oh bunda ada dan tiada dirimu
Kan slalu ada di dalam hatiku

Jakarta, 18 Pebruari 2011

Jumat, 28 Januari 2011

SMA CHARITAS “LIVE IN” DI KABUPATEN GUNUNG KIDUL














Oleh : Romald Kahardi


Beberapa waktu lalu, SMA Charitas Jakarta mengadakan kegiatan live in di daerah Beji dan Ngijorejo, Kabupaten Gunung Kidul, Propinsi Daerah Istimewa Yogjakarta. Kegitan “Live in” berlangsung dari tanggal 04 Januari 2011 – 09 Januari 2011. Kegiatan ini diikuti oleh 75 Orang siswa Kelas XI SMA Charitas ditambah 7 orang guru pendamping. Berikut ini Kami memberikan gambaran tentang Kegiatan “live in” tersebut:

Program “Live in” merupakan salah satu program yang dipilih dan dilaksanakan oleh SMA Charitas yang bertujuan untuk membentuk kepribadian dan menempatkan siswa sebagai pembelajar yang aktif dan partisipatif. Melalui Program ini siswa diharapkan dapat menimba pengalaman dan belajar dari apa yang dihidupi oleh orang lain yang berbeda dari kehidupan biasanya. Dengan pengalaman langsung, siswa dapat mengenal lingkungan lain, mempelajari budaya dan pelbagai kearifan lokal yang dihidupi masyarakat yang bersangkutan.

Sebagai sebuah lembaga pendidikan Katholik, SMA Charitas senantiasa berusaha memberikan layanan pendidikan yang optimal kepada peserta didiknya. Salah satu langkah kongkrit sekolah dalam mengoptimalkan tujuan pendidikan sesuai dengan arah visi dan misi Yayasan Pendidikan Charitas dan Tujuan Pendidikan Nasional Indonesia adalah melalui Program Live In.


Program Live In dilaksanakan dan dipilih sekolah dengan harapanagar melaluinya, seluruh peserta didik di SMA Charitas dapat merasa lebih dekat dengan persoalan kehidupan masyarakat; peserta didik bisa mengambil pelajaran kongkrit dari kehidupan orang lain, dan menjadikan pengalaman live in sebagai inspirasi dalam mengembangkan diri untuk menjadi pribadi yang utuh (cerdas dan humanis).


Menghidupi semangat solidaritas

Live In SMA Charitas tahun 2011 mengambil tema “menghidupi semangat solidaritas“. Tema tersebut diambil dengan maksud agar seluruh peserta Live In yang dalam hal ini seluruh kelas XI (IPA dan IPS) dapat “lebih dalam” dan “merasa lebih dekat” dengan dinamika kehidupan “saudara/sesama” yang berdiam di pedesaan. Oleh karena itu dalam kegiatan Live In tahun 2011 seluruh peserta didik “ditempatkan” atau “tinggal bersama” dengan penduduk di lokasi yang sebagian besar berprofesi sebagai petani.


Seluruh peserta Live In “wajib” untuk terlibat langsung dalam dinamika kehidupan sehari-hari dari “keluarga angkat” mereka selama 4 hari 3 malam. Dengan melibatkan diri dan menjadi bagian dari dinamika hidup masyarakat di daerah tersebut maka Sekolah (Ibu-Bapak Guru) meyakini bahwa para siswa dapat mengambil inspirasi dan pelajaran penting dalam hidup dari keluarga angkat mereka dan warga/masyarakat. Pelajaran hidup dan pengalaman bersama masyarakat itu menjadi “roh dan penyemangat” dalam membentuk kepribadian. Hal ini sejalan dengan arahan yang disampaikan oleh Rm. Bowo, Pr. (Pastor Paroki Bandung) kepada rombongan dari SMA Charitas dalam acara penyambutan di Gereja Paroki St. Yusup Bandung. Beliau juga mengharapkan agar para siswa benar-benar terlibat dalam seluruh aktivitas keseharian masyarakat dan bersedia untuk ”Passing over” dan masuk dalam keseharian mereka. Hal senada juga disampaikan Bapak Agus Setiawan. Guru Ekonomi SMA Charitas ini lebih menekankan pentingnya adaptasi dengan lingkungan baru. Prinsipnya, ”Kita datang untuk belajar, bukan untuk menggurui” demikian kata Pak Agus Setiawan dalam arahanya.


Harapan senada juga disampaikan oleh Kepala Sekolah SMA Charitas, Dra. Sr. M. Elfrida, FCh., S.Pd. Dalam setiap kesempatan, baik di sekolah, maupun di tempat live in, suster sangat menekankan pentingnya membangun komunikasi yang baik serta menanam nilai-nilai cinta kasih dan kejujuran dalam setiap program sekolah di SMA Charitas. Karena itu, spirit, cita-cita dan harapan dari program Live In SMA Charitas – Jakarta Selatan diarahkan untuk menghantarkan peserta didik memiliki semangat solider dengan orang lain. Hal tersebut sangat penting mengingat Dewasa ini masih banyak warga masyarakat yang ”kering” dan ”haus” akan perhatian dan bantuan dari sesamanya. Program juga harus dapat membentuk karakter siswa ke arah yang lebih baik. Watak seseorang bisa ditempa dan dibentuk bukan hanya di meja belajar di sekolah tetapi juga dari pengalaman belajar langsung dari masyarakat dalam live in.

Secara konkrit, arah dan tujuan yang ingin dicapai dalam Program live in di SMA Charitas adalah sebagai berikut: Memberikan media pembelajaran alternatip kepada siswa selain di dalam lingkungan sekolah; Mendekatkan peserta didik kepada persoalan-persoalan kongkrit yang dialami masyarakat; Menjadikan lingkungan Live In sebagai sarana pembentukan karakter siswa untuk lebih dewasa dan bertanggung jawab; Memberikan tambahan wawasan tentang dinamika kehidupan sesama yang memiliki profesi dan kebiasaan berbeda dari apa yang dialami oleh para siswa; Menjadikan Live In sebagai sarana untuk belajar dan sumber inspirasi bagi upaya pendewasaan dan kematangan hidup peserta didik; Menjadikan Live In sebagai media belajar dalam membangun solidaritas peserta didik terhadap sesama. Demikianlah arah dan tujuan yang ingin dicapai dalam program live in di SMA Charitas.

Jakarta - Gunung Kidul – Jakarta

Rombongan Live in SMA Charitas Jakarta berangkat dari Jakarta pada tanggal 04 Januari 201i, jam 15. 15 wib dengan 2 bus berangkat untuk tujuan Gereja St. Yusup – Paroki Bandung – Kabupaten Gunung Kidul – Daerah Istimewa Yogjakarta. Rombongan tiba di Gereja St. Yusup – Paroki Bandung – Kabupaten Gunung Kidul – Daerah Istimewa Jogjakarta pada pukul 05 : 00 wib dan kemudian selama kurang lebih 1 jam peserta dan guru pendamping live in bersih-bersih diri secukupnya di halaman Gereja St. Yusup – Paroki Bandung – Kabupaten Gunung Kidul untuk kemudian pada pukul 06 : 00 wib dilakukan acara penerimaan oleh Romo Paroki dan Dewan Gereja St. Yusup Bandug. Acara penerimaan rombongan berlangsung 30 menit dan kemudian rombongan langsung diantar menuju ke Wilayah Beji (untuk bus 1) dan Wilayah Ngijorejo (untuk bus 2).

Di ke dua wilayah tersebut diadakan acara penerimaan oleh Ketua Wilayah dan Keluarga yang ditempati peserta live in. Akhir dari acara penerimaan ini adalah para peserta kemudian menuju ke rumah keluarga angkat masing-masing untuk kemudian mengikuti dinamika kehidupan penduduk yang 95 % berprofesi sebagai petani.

Selama berlangsungnya Live In, guru pendamping yang telah dibagi ke dalam 2 wilayah besar (Beji dan Ngijorejo) melakukan tugas-tugas (dari hari pertama s/d hari terakhir live in) antara lain : Memantau perkembangan anak didik dalam mengikuti acara live in; Mendatangi keluarga yang ditempati siswa untuk menjalin komunikasi dan mencari tahu perkembangan live in berkaitan dengan kegiatan utama Para siswa; Mendatangi keluarga-keluarga untuk mengontrol kesehatan, kendala, persoalan peserta live in; Bersosialisasi dengan seluruh warga di lokasi live in untuk menambah informasi, wawasan dan menjaga hubungan baik dengan masyarakat; Mendokumentasikan kegiatan peserta live in dalam setiap kegiatan yang sedang berlangsung; Menginformasikan kepada peserta pra siswa tentang kegiatan yang akan dijalankan bersama dengan warga serta memotivasi siswa untuk selalu bersemangat dalam mengikuti dinamika kehidupan keluarga / masyarakat yang ditempati.


Dari pantauan para pendamping yang terdiri dari Kepala sekolah dan 6 guru yang mengikuti Live in, terlihat jelas bahwa Para siswa sangat antusias mengikuti program ini. Seluruh kegiatan Live In ditutup dengan perayaan ekaristi bersama (Umat) warga / masyarakat Wilayah Ngijorejo di Kapela Ngijorejo dipimpin langsung oleh Pastur Paroki Bandung yaitu Romo Bowo Pr. Selama misa berlangsung tampak warga dan siswa hikmat dalam mengikuti jalannya misa. Dalam homilinya, Romo Bowo berharap kegiatan Live In sungguh bisa bermanfaat bagi siswa SMA Charitas dan berguna bagi perkembangan pribadi seluruh peserta Live In. Setelah Perayaan Ekaristi, diadakan acara pamitan. Dalam acara ini, Sr. Elfrida, FCh. selaku kepala Sekolah SMA Charitas menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada Masyarakat Beji dan masyarakat Ngijorejo atas kesediaan mereka menerima siswa-siswi SMA Charitas. Di Bagian akhir sambutanya, Sr El, sapaan akrab Suster Kepala Sekolah SMA Charitas Jakarta ini mengharapkan kepada Para siswa untuk mengambil nilai-nilai hidup yang positip dari masyarakat Beji dan Ngijorejo untuk bekal dikemudian hari dalam menumbuhkan semangat solidaritas sesuai dengan tema kegiatan Live in tahun ini. Setelah acara selesai, peserta Live in meninggalkan Ngijorejo menuju Jakarta.

Sebelum melanjutkan perjalanan ke Jakarta, rombongan menyempatkan diri untuk singgah di Malioboro, Yogjakarta untuk menikmati jajanan dan jalanan Malioboro sebagai ikon pariwisata belanja di Yogjakarta. Tepat pukul pukul 22 : 00 wib tanggal 09 januari 2011 rombongan meninggalkan kota Jogjakarta menuju Jakarta. Setelah melewati perjalanan panjang Jogja - Jakarta via Jalur Pantura, akhirnya rombongan pada jam 11.30 wib. rombongan tiba di Jakarta, tepatnya di lingkugan sekolah SMA Charitas yang terletak di Jl. Mawar indah no. 75 Jakarta Selatan. Di sekolah para siswa telah ditunggu oleh orang tua dan saudara yang menjemput, dan bagi yang belum dijemput peserta live in dapat menunggu di halaman lingkungan sekolah.

Demikian gambaran singkat kegiatan live in SMA Charitas – Jakarta di Kabupaten Gunung Kidul - Daerah Istimewa Jogjakarta dari tanggal 04 - 09 Januari 2011. Orang bijak bilang, ”Pengalaman adalah guru yang terbaik”. Karena itu, mengakhiri ulasan ini, kami mengharapkan agar pengalaman yang diperoleh dalam kegiatan live in sungguh menjadi pengalaman yang menyulutkan ”spirit” untuk ”menghidupi semangat solidaritas” kepada sesama. Mudah-mudahan Live in menjadi sarana pembelajaran, utamanya bagi peserta didik untuk semakin berkembang didalam ilmu pengetahuan dan kepribadiannya. In Omnibus Charitas!