Senin, 08 Maret 2010

Bangsa Yang Melek Huruf

By: Romald Kahardi

Entah mengapa, pagi ini pikiranku tersentuh dengan topik ini, " Bangsa Yang Melek Huruf." Emang sih aku pernah baca dari sebuah buku tentang Quantum writting. Di dalam buku ini diulas tentang bagaimana kemampuan menulis seseorang atau siapapun yang pingin menulis; semuanya bermula dari hobi membaca dan membaca. Membaca entah apapun bahan yang dibaca dan dari mana pun sumber bacaannya. Orang bijak bilang, "buku adalah jendela dunia." Orang akan menegetahui banyak hal yang terjadi di planet bumi ini dengan membaca......!!
Pikiran Gilaku pagi ini bergeminng. Sebuah pengandaian khayalan terjadi, "Seandainya penduduk negeri kita, Indonesia ini melek huruf semuanya, peradaban bangsa ini akan menjadi "lain" dari yang kita alami saat ini." Khayalan liarku ini terus berkutat dan bergurau, bagaiamana sih caranya agar bangsa ini melek huruf semuanya? Akses pendidikan belum terjangkau semuanya di penjuru negeri ini. Masih ada jurang pemisah antara penduduk di kota dan di desa, yang kaya dan miskin; akses untuk mendapatkan pendidikan yang tidak adil masih nyata terjadi. Inikah wajah Indonesia?
Pesimistik "sepeleh" saya ini terus menggelitik nuraniku, Ketika aku menyaksikan di jalanan ibukota Metropolitan JAKARTA, ada begitu banyak pengemis dan anak jalanan yang berkeliaran mengais rejeki untuk kehidupan sehari-hari di jalanan. Ada yang tua ada yang mudah; ada ibu-ibu dan ada bapak-bapak; ada kekek-kakek dan nenek-nenek; dan bahkan masih ada yang kecil, mungil dan belia meminta dan memohon penghidupan dari belaskasihan jalanan. Mereka menembus kemacetan dan kepekatan asab kendaraan di ibukota serta hingar bingar kemewahan ibukota dngan manadahkan tangan untuk menarik belasksihan insan pertiwi yang lalu-lalang di jalanan ibukota. Tragis ya......????
Itulah Indonesia. Inilah Jakarta. Kota serba metropolitan. Semua ada di Jakarta. Jelek, bagus, antik, kuno, terbarukan, mewah, jorok, kaya, miskin, orang baik, orang jahatdan pelbagai predikat lainnya; semuanya ada. Kita ataupun saya sendiri ada pada salah satu predikat "nama-nama ini".
Impian saya akan bangsa yang melek huruf tentunya masih jauh panggang dari api, namun ini bukan menjadi alasan bagi saya untuk berjiwa Psimistis. Perjalanan bangsa ini masih panjang. Generasi dan generasi akan muncul. Indonesia tetap tumbuh dan kokoh kuat berdiri. Nurani anak negeri pasti terketuk dan pintu hati mereka akan terbuka untuk membantu mewujudkan impianku hari ini. Bangsa yang melek huruf akan menjadi kenyataan. Walaupun pertanyaan nakal dan pertanyaan yang saya namakan "psimistik sepeleh" ini selalu muncul dibenakku. Itu tidak membuat harapanku pupus. Aku yakin, suatu hari nanti, negeri ini akan dihuni oleh orang-orang pintar yang bijak dan Melek huruf.
Perjalanan bangsa menggapai harapan akan bangsa yang melek huruf ini penuh lika-liku. Setiap kita ditantang untuk pandai menerjang badai demi menggapai harapan akan bangsa yang melek huruf. Pintaku buat yang "di atas" sana,"Berikan peluang bagi penduduk negeri ini untuk sedikit mengalami 'rasanya' bagaimana itu.... sekolah." Sekolah yang terjangkau dan humanis. Mudah-mudahan mimpiku menjadi kenyataan di masa dan generasi yang akan datang...... AMIN!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar