Rabu, 09 September 2009

SEGELAS KOPI BERSAMA BAPAK LISTYO

By: Romald Kahardi
Pagi ini, aku bercanda dan bertatap muka sejenak dengan Bapak Listyo, guru bidang studi Matematika di SMA Charitas. Bapak Listyo adalah salah satu rekan kerjaku di SMA Charitas yang cukup senior. Ada banyak hal yang kami perbincangkan dalam ngopi bareng pagi ini. Diantara sekian banyak hal yang diperbincangkan adalah soal pekerjaan, yaitu mengajar.

Mengajar Matematika bagi Bapak Listyo adalah hobby, bukan hanya sekedar tugas. Walaupun hobby ia sanagt mencintai dan melaksanakannya dengan serius. Karenanya ia sangat mencintai pekerjaannya. Tidak heran walau jam mengajarnya kini melebihi ambang batas yakni 41 jam; karena salah satu rekan yang mengasuh pelajaran matematika di SMA Charitas berhalangan karena cuti, ia pun rela menerima tugas ini dengan ikhlas hati.

Baginya, matematika adalah dapur hidup bagi keluarganya. Istrinya juga adalah seorang guru matematika. Dari Matematika dia bisa mencukupi kehidupan keluarganya. Apa yang membuat bapak dua anak ini sangat mencintai pekerjaannya? Mungkin ada yang bilang mengajar itu beban, tapi guru yang satu ini, melihat mengajar sebagai hoby yang mengasikkan. Selama berkiprah sebagai guru, Bapak Listyo telah mengabdikan sebagian hidupnya untuk kemajuan pendidikan di Jakarta. Walaupun ia seorang guru di Charitas, namun pengabdiannya tidak hanya terbatas di SMA Charitas tempat ia mengajar tapi ilmunya dipakai oleh banyak anak sekolah yang meminta prifat matematika dengan dia. Baginya, Pekerjaan dan kepercayaan tentang tugas dan tanggunjawab itu harus dilaksanakan dan dikerjakan dengan serius, sehingga hasilnya tidak mengecewakan kita. Dan jangan lupa, pengalaman selalu menjadi pemacu dalam meraih sesuatu impian. Kita harus belajar dari pengalaman dan pandai membaca dan memanfaatkan peluang dalam mengejar impian dan cita-cita.

Wah...... obrolan singkat ditemani secangkir kopi kapal api pagi ini ternyata memperkaya khasana pengetahuan dan membangkitkan semangat dalam mengejar impian yang menjadi dambaanku (kita). Terima kasih Bapak Listyo. Persaudaraan tidak memandang usia dan asal yang penting kita memaknai persahabatan dengan sesuatu yang membangun. Saya harus belajar banayak dari pengalaman bapak Listyo. Ketegasan dan kedisiplinan hidupnya berbuah keberhasilan. Selamat sukses Pak dan terimakasih untuk ngopi barengnya.

1 komentar:

  1. Pak Listyo masih galak ngga ya? hehehe.. pak listyo itu guru yang paling berkesan waktu saya sekolah di Charitas, beliau galak memang, tapi bener. Kalo mau disamain sama pejabat, dia mirip Ahok.. hahaha… saya merasa diajar beliau walaupun ada tekanan karena galaknya, tapi jadi ngerti matematika. bravo deh untuk pak Listyo!

    BalasHapus