Jumat, 28 Januari 2011

SMA CHARITAS “LIVE IN” DI KABUPATEN GUNUNG KIDUL














Oleh : Romald Kahardi


Beberapa waktu lalu, SMA Charitas Jakarta mengadakan kegiatan live in di daerah Beji dan Ngijorejo, Kabupaten Gunung Kidul, Propinsi Daerah Istimewa Yogjakarta. Kegitan “Live in” berlangsung dari tanggal 04 Januari 2011 – 09 Januari 2011. Kegiatan ini diikuti oleh 75 Orang siswa Kelas XI SMA Charitas ditambah 7 orang guru pendamping. Berikut ini Kami memberikan gambaran tentang Kegiatan “live in” tersebut:

Program “Live in” merupakan salah satu program yang dipilih dan dilaksanakan oleh SMA Charitas yang bertujuan untuk membentuk kepribadian dan menempatkan siswa sebagai pembelajar yang aktif dan partisipatif. Melalui Program ini siswa diharapkan dapat menimba pengalaman dan belajar dari apa yang dihidupi oleh orang lain yang berbeda dari kehidupan biasanya. Dengan pengalaman langsung, siswa dapat mengenal lingkungan lain, mempelajari budaya dan pelbagai kearifan lokal yang dihidupi masyarakat yang bersangkutan.

Sebagai sebuah lembaga pendidikan Katholik, SMA Charitas senantiasa berusaha memberikan layanan pendidikan yang optimal kepada peserta didiknya. Salah satu langkah kongkrit sekolah dalam mengoptimalkan tujuan pendidikan sesuai dengan arah visi dan misi Yayasan Pendidikan Charitas dan Tujuan Pendidikan Nasional Indonesia adalah melalui Program Live In.


Program Live In dilaksanakan dan dipilih sekolah dengan harapanagar melaluinya, seluruh peserta didik di SMA Charitas dapat merasa lebih dekat dengan persoalan kehidupan masyarakat; peserta didik bisa mengambil pelajaran kongkrit dari kehidupan orang lain, dan menjadikan pengalaman live in sebagai inspirasi dalam mengembangkan diri untuk menjadi pribadi yang utuh (cerdas dan humanis).


Menghidupi semangat solidaritas

Live In SMA Charitas tahun 2011 mengambil tema “menghidupi semangat solidaritas“. Tema tersebut diambil dengan maksud agar seluruh peserta Live In yang dalam hal ini seluruh kelas XI (IPA dan IPS) dapat “lebih dalam” dan “merasa lebih dekat” dengan dinamika kehidupan “saudara/sesama” yang berdiam di pedesaan. Oleh karena itu dalam kegiatan Live In tahun 2011 seluruh peserta didik “ditempatkan” atau “tinggal bersama” dengan penduduk di lokasi yang sebagian besar berprofesi sebagai petani.


Seluruh peserta Live In “wajib” untuk terlibat langsung dalam dinamika kehidupan sehari-hari dari “keluarga angkat” mereka selama 4 hari 3 malam. Dengan melibatkan diri dan menjadi bagian dari dinamika hidup masyarakat di daerah tersebut maka Sekolah (Ibu-Bapak Guru) meyakini bahwa para siswa dapat mengambil inspirasi dan pelajaran penting dalam hidup dari keluarga angkat mereka dan warga/masyarakat. Pelajaran hidup dan pengalaman bersama masyarakat itu menjadi “roh dan penyemangat” dalam membentuk kepribadian. Hal ini sejalan dengan arahan yang disampaikan oleh Rm. Bowo, Pr. (Pastor Paroki Bandung) kepada rombongan dari SMA Charitas dalam acara penyambutan di Gereja Paroki St. Yusup Bandung. Beliau juga mengharapkan agar para siswa benar-benar terlibat dalam seluruh aktivitas keseharian masyarakat dan bersedia untuk ”Passing over” dan masuk dalam keseharian mereka. Hal senada juga disampaikan Bapak Agus Setiawan. Guru Ekonomi SMA Charitas ini lebih menekankan pentingnya adaptasi dengan lingkungan baru. Prinsipnya, ”Kita datang untuk belajar, bukan untuk menggurui” demikian kata Pak Agus Setiawan dalam arahanya.


Harapan senada juga disampaikan oleh Kepala Sekolah SMA Charitas, Dra. Sr. M. Elfrida, FCh., S.Pd. Dalam setiap kesempatan, baik di sekolah, maupun di tempat live in, suster sangat menekankan pentingnya membangun komunikasi yang baik serta menanam nilai-nilai cinta kasih dan kejujuran dalam setiap program sekolah di SMA Charitas. Karena itu, spirit, cita-cita dan harapan dari program Live In SMA Charitas – Jakarta Selatan diarahkan untuk menghantarkan peserta didik memiliki semangat solider dengan orang lain. Hal tersebut sangat penting mengingat Dewasa ini masih banyak warga masyarakat yang ”kering” dan ”haus” akan perhatian dan bantuan dari sesamanya. Program juga harus dapat membentuk karakter siswa ke arah yang lebih baik. Watak seseorang bisa ditempa dan dibentuk bukan hanya di meja belajar di sekolah tetapi juga dari pengalaman belajar langsung dari masyarakat dalam live in.

Secara konkrit, arah dan tujuan yang ingin dicapai dalam Program live in di SMA Charitas adalah sebagai berikut: Memberikan media pembelajaran alternatip kepada siswa selain di dalam lingkungan sekolah; Mendekatkan peserta didik kepada persoalan-persoalan kongkrit yang dialami masyarakat; Menjadikan lingkungan Live In sebagai sarana pembentukan karakter siswa untuk lebih dewasa dan bertanggung jawab; Memberikan tambahan wawasan tentang dinamika kehidupan sesama yang memiliki profesi dan kebiasaan berbeda dari apa yang dialami oleh para siswa; Menjadikan Live In sebagai sarana untuk belajar dan sumber inspirasi bagi upaya pendewasaan dan kematangan hidup peserta didik; Menjadikan Live In sebagai media belajar dalam membangun solidaritas peserta didik terhadap sesama. Demikianlah arah dan tujuan yang ingin dicapai dalam program live in di SMA Charitas.

Jakarta - Gunung Kidul – Jakarta

Rombongan Live in SMA Charitas Jakarta berangkat dari Jakarta pada tanggal 04 Januari 201i, jam 15. 15 wib dengan 2 bus berangkat untuk tujuan Gereja St. Yusup – Paroki Bandung – Kabupaten Gunung Kidul – Daerah Istimewa Yogjakarta. Rombongan tiba di Gereja St. Yusup – Paroki Bandung – Kabupaten Gunung Kidul – Daerah Istimewa Jogjakarta pada pukul 05 : 00 wib dan kemudian selama kurang lebih 1 jam peserta dan guru pendamping live in bersih-bersih diri secukupnya di halaman Gereja St. Yusup – Paroki Bandung – Kabupaten Gunung Kidul untuk kemudian pada pukul 06 : 00 wib dilakukan acara penerimaan oleh Romo Paroki dan Dewan Gereja St. Yusup Bandug. Acara penerimaan rombongan berlangsung 30 menit dan kemudian rombongan langsung diantar menuju ke Wilayah Beji (untuk bus 1) dan Wilayah Ngijorejo (untuk bus 2).

Di ke dua wilayah tersebut diadakan acara penerimaan oleh Ketua Wilayah dan Keluarga yang ditempati peserta live in. Akhir dari acara penerimaan ini adalah para peserta kemudian menuju ke rumah keluarga angkat masing-masing untuk kemudian mengikuti dinamika kehidupan penduduk yang 95 % berprofesi sebagai petani.

Selama berlangsungnya Live In, guru pendamping yang telah dibagi ke dalam 2 wilayah besar (Beji dan Ngijorejo) melakukan tugas-tugas (dari hari pertama s/d hari terakhir live in) antara lain : Memantau perkembangan anak didik dalam mengikuti acara live in; Mendatangi keluarga yang ditempati siswa untuk menjalin komunikasi dan mencari tahu perkembangan live in berkaitan dengan kegiatan utama Para siswa; Mendatangi keluarga-keluarga untuk mengontrol kesehatan, kendala, persoalan peserta live in; Bersosialisasi dengan seluruh warga di lokasi live in untuk menambah informasi, wawasan dan menjaga hubungan baik dengan masyarakat; Mendokumentasikan kegiatan peserta live in dalam setiap kegiatan yang sedang berlangsung; Menginformasikan kepada peserta pra siswa tentang kegiatan yang akan dijalankan bersama dengan warga serta memotivasi siswa untuk selalu bersemangat dalam mengikuti dinamika kehidupan keluarga / masyarakat yang ditempati.


Dari pantauan para pendamping yang terdiri dari Kepala sekolah dan 6 guru yang mengikuti Live in, terlihat jelas bahwa Para siswa sangat antusias mengikuti program ini. Seluruh kegiatan Live In ditutup dengan perayaan ekaristi bersama (Umat) warga / masyarakat Wilayah Ngijorejo di Kapela Ngijorejo dipimpin langsung oleh Pastur Paroki Bandung yaitu Romo Bowo Pr. Selama misa berlangsung tampak warga dan siswa hikmat dalam mengikuti jalannya misa. Dalam homilinya, Romo Bowo berharap kegiatan Live In sungguh bisa bermanfaat bagi siswa SMA Charitas dan berguna bagi perkembangan pribadi seluruh peserta Live In. Setelah Perayaan Ekaristi, diadakan acara pamitan. Dalam acara ini, Sr. Elfrida, FCh. selaku kepala Sekolah SMA Charitas menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada Masyarakat Beji dan masyarakat Ngijorejo atas kesediaan mereka menerima siswa-siswi SMA Charitas. Di Bagian akhir sambutanya, Sr El, sapaan akrab Suster Kepala Sekolah SMA Charitas Jakarta ini mengharapkan kepada Para siswa untuk mengambil nilai-nilai hidup yang positip dari masyarakat Beji dan Ngijorejo untuk bekal dikemudian hari dalam menumbuhkan semangat solidaritas sesuai dengan tema kegiatan Live in tahun ini. Setelah acara selesai, peserta Live in meninggalkan Ngijorejo menuju Jakarta.

Sebelum melanjutkan perjalanan ke Jakarta, rombongan menyempatkan diri untuk singgah di Malioboro, Yogjakarta untuk menikmati jajanan dan jalanan Malioboro sebagai ikon pariwisata belanja di Yogjakarta. Tepat pukul pukul 22 : 00 wib tanggal 09 januari 2011 rombongan meninggalkan kota Jogjakarta menuju Jakarta. Setelah melewati perjalanan panjang Jogja - Jakarta via Jalur Pantura, akhirnya rombongan pada jam 11.30 wib. rombongan tiba di Jakarta, tepatnya di lingkugan sekolah SMA Charitas yang terletak di Jl. Mawar indah no. 75 Jakarta Selatan. Di sekolah para siswa telah ditunggu oleh orang tua dan saudara yang menjemput, dan bagi yang belum dijemput peserta live in dapat menunggu di halaman lingkungan sekolah.

Demikian gambaran singkat kegiatan live in SMA Charitas – Jakarta di Kabupaten Gunung Kidul - Daerah Istimewa Jogjakarta dari tanggal 04 - 09 Januari 2011. Orang bijak bilang, ”Pengalaman adalah guru yang terbaik”. Karena itu, mengakhiri ulasan ini, kami mengharapkan agar pengalaman yang diperoleh dalam kegiatan live in sungguh menjadi pengalaman yang menyulutkan ”spirit” untuk ”menghidupi semangat solidaritas” kepada sesama. Mudah-mudahan Live in menjadi sarana pembelajaran, utamanya bagi peserta didik untuk semakin berkembang didalam ilmu pengetahuan dan kepribadiannya. In Omnibus Charitas!

Rabu, 22 Desember 2010

HAri IBu Untuk Siapa?

By : Romald Kahardi

Hari ibu. Itulah julukan untuk tanggal 21 Desember. Pada hari ini orang ramai-ramai mengucapkan salam dan selamat kepada para ibu. hari Bapaknya dimana ya? Hari ibu untuk siapa? demikian judul tulisan ini. Mungkin agak aneh dan barangkali bisa dibilang norakkkkkkkkk. Kayak gak tahu tentang ibu saja. Bukan maksud seperti itu. Hari ibu dikhususkan sebagai penghargaan terhadap Para ibu / Wanita wanita pada umumnya.

Setiap orang mempunyai ibu. Tiap orang juga mendapatkan pengalaman eksistensial dengan sang ibu. Pengalaman yang didapat ketika seorang anak dilahirkan kedunia. Bentuk penghargaanya adalah dengan banyak hal, diantaranya demngan mengkhususkan hari ini untuk IBU. YAAAAAAAAAAA... memang harus begitu.......... So Hormati IBUMU dan juga BApakMU..............!!!!

Simak dan camkan lagu berikut ini, " KAsih ibu kepada Beta, tak terhingga sepanjangmasa... Hanya memberi , tak harap kembali..." Selamat merayakan hari ibu.....!

Selasa, 30 November 2010

Sekenanya saja Hari ini!!!!

By : Romald Kahardi
01.

Kubersyukur atas anugerahMu
dan atas berkat perlindunganMu
Setiap langkah kau bimbing Tuhan
tiada lelah 'tuk beri pertolongan

Kubersyukur bagimu
Kuterima kasih
atas rahmatMu
'tuk berkatmu Tuhan
hari ini

02.

setiap langkah setiap jalan
Kumendapat perlindunganMu
tak pernah goyah
tak pernah takut
kupercaya selalu dalam naunganMu Tuhan


Setiap doa
setiap harap
semuanya tertuju padaMu
terima kasih
terima kasih yesusku!

03.

Hari ini kulambungkan syukur
hari ini kumenghadap altarMu, Bapa
Hari ini kuhunjuk bagiMu
persembahan korban syukur bagiMu.

Hari ini
semua menghadapMu
hari indah 'tuk memujiMu Tuhan
Hari ini semua bersorak Riang
Puji Halelluya

Halleluya puji bagiMu bapa
Hallelluya puji bagiMu bapa
Semua tertuju
semua berharap
berharap akan kasih indahMu.


04.

Indahnya Kasih Tuhan
Indahnya Kasih Tuhan
Tida beda
tiada warna
semua dalam tangannya

Indahnya kasih Tuhan
Indahnya Kasih Tuhan
Semua terpancar
kepada dunia
kasihnya Menggenggam dunia.


05.

SabdaMu Tuhan
pelita hidupku
SabdaMu tuhan
penerang jalanku
bagaikan tongkat
penyangga hidup
bagaikan lilin
memancarkan terang
menghalau kegelapan


06.

Hijauhkan dunia
Alangkah indahnya
kicauan pipit
di pagi, diang dan sore hari

Alangkah indahnya
semilir angin berbisik
di pagi, siang dan sore hari
Itulah anugerah
hadiah pencipta
bagi insan dunia

Ada matahari
pohon dan pegunungan
menambah indahnya dunia
Gemuruh ombak
percikan air
semilir angin
air mengalir sampai jauh
membuat indah dunia

Ayo kita hijaukan dunia
Kita jaga dunia
Rawatlah dunia
dengan perilaku yang manusiawi
Hijaukan dunia
dengan senyum ceria

Hijaukan dunia
dengan pohon
dengan tanaman

Hijauhkan dunia
dengan peduli
peduli kepada kehidupan
peduli pada alam
peduli dengan menanam dan
merawat Pohon
merawat dengan kasih dan
menjaganya dengan kasih
kasih tanpa pamri
kepada alam yang selalu memberikan harapan!

Selasa, 23 November 2010

Ratapan Piluh Dari Lereng Merapi

Oleh : Romald Kahardi, S. Fil.

Kutulis ini untukmu sahabat
Ratapan Piluh anak negeri
mengenang keganasan Merapi
Ada nyawa melayang
Rumah yang hancur
porak beriak
diterpa badai merapi

Kutulis ini untukmu Sahabat
Ratapan piluh anak negeri
Ada ternak mengerang pesakitan
dihimpit awan panas
disiram pasir berundak dari kawah Merapi

Kutulis ini untukmu sahabat
Ratapan piluh anak negeri
sawah ladang terhampar piluh
diam dalam sepi
diamuk batu dan badai lahar merapi

Kutulis ini untukmu sahabat
Tangis bercampur duka
disayat panasnya wedus gembel
membakar sukma dari yang paling luar
menuju kedalaman jiwa insan anak negeri


Kutulis ini untukmu sahabat
untaian doa dan seberkas harapan
dari kedalaman nurani anak negeri
Biarlah badai ini berlalu
'tuk cepat menggapai harapan
akan sebuah kehidupan yang tentram kembai

Kutulis ini untukmu sahabat
Ada debu bercampur kerikil
mencampak pesona jogja
meredam keasrian kota gudeg

Kutulis ini untukmu sahabat
Ada saudara menyerakan tangan
membantu merangkul anak pertiwi
memberi harapan
dan kegembiraan
bagi penduduk semsesta!

Kandang "DOMBA" dan Gembala DOMBA

by: Romald Kahardi

Hari ini, merupakan hari "yang lain" dari hari biasanya. Aku mengambil keputusan sendiri untuk melakukan eksekusi "mengeluarkan domba dari kandangnya" karena belum memberikan susunya kepada tuanya. Tindakan ini membuat kondisi kandang, rumah domba itu jadi Lain! Banyak yang domba dan gembala bertanya , koq segitu sadisnya "gembala" yang satu ini. Tega-teganya mengambil tindakan seperti itu,padahal yang berwenang untuk itu adalah "bukan aku". Awalnya aku agak was-was akan dampak dan ekses dari tindakan yang "tidak terpuji ini". Tapi aku harus melakukan itu karena aku sudah bosan untuk menagih janji dan janji dari "Mereka" akan memberika susu kepada sang gembala.

Aku tahu dan yakin bahwa tindakan saya ini agak melenceng dari arah dan tujuan dari tugas penggembalaan seorang gembala di "kandang" ini. Tapi apa mau di kata, itu sudah terjadi. Aku harus mengadapi resiko menerima komplain dari Pemilik Domba. Aku akan meberikan pertanggungjawaban atas tindakanku itu....

Ada apa dengan dombaku, sehingga "tuan" mengeluarkan dombaku dari Kandang ini? mengapa tidak memberitahukan kepada saya sebagai pemilik dan empunya domba? ayo kita jelasin........ Aku juga tidak mau sembarangan mengeluarkan domba kalau bukan karena sesuatu? Perdebatan akan selalu terjadi dan terus terjadi. Tapi semunya akan terjawab dan clear kalau sudah dibicarakan...... Pelajaran didapat dari pengalaman. Orang bijak bilang, Pengalaman dalah guru yang bijak. Hari ini aku tahu akan arti sebuah konsekwensi dan tanggungjawab! berani berbuat berani tanggungjawab!

Selasa, 09 November 2010

Relawan kemanusiaan

By: Romald kahardi

Aku bangga, anak bangsa rela berbagi dan mencurahkan tenaga, waktu dan pikiran untuk membantu sesama yang tertimpa musbah dan bencana Merapi, Tsunami dan banjir bandang di bumi persada Nusantara. Aku juag hanya bisa berbangga dan memberikan dukungan, berupa doa sambil berharap Tuhan membuka jalan bagi tunbuhnya semangat solider dan kesetiakawanan dalam bingkai empati kepada sesama anak bangsa. Pada titik ini, aku ingin menulis untuk"MU" para relawan kemanusiaan. Ku tulis ini untuk"MU". Dengarkan madah harapan dan senandung Nuraniku ini:

Kutulis untukmu
Relawan kemanusian
Engkau pantang mengeluh
Pantang menyerah
bahu-membahu
berlari
berjalan
mengotong onggokan tubuh dan jenasa anak bangsa
Engkau berrani menantang badai
debu dan awan panas tidak kau hiraukan
Gerimis menyiram pertiwi
engkaupun pnatang berhenti
Di tanganMu nyawa anak bangsa bersandar
jasamu tiada tara.
Engkau pahlawan tanpa tanda jasa
Aku bangga
Bangga pada ketangguhanmu
bangga pada keperkasaanmu
bangga akan tugasmu
bangga akan keberanianmu
Relawan
kutulis ini untukmu
biar nusa dan bangsaku tahu
Kamulah "pahlawan kemanusiaan".

Rabu, 22 September 2010

Kopi dan Budaya Manggarai

Oleh: Romald Kahardi

KOpi, minuman persaudaraan dan minuman khas dan memiliki arti penting dalam budaya manggarai. Setiap tamu yang berkunjung ke rumah kita, pasti disuguhin kopi. Tidak peduli, tamunya minum kopi atau tidak! Itulah keunikan / cirikhas keramahan 'ala' budaya Manggarai.

Jangan dikira bahwa kopi yang disuguhkan kepada para tamu itu adalah kopi kopi dari pabrikan. Bukan! kopi yang disajikan itu adalah kopi hasil olahanmasyarakat sendiri, dipetik ari kebun dan pekarangan rumah; yang dipetik dan diproses dengan cara tradisional. KOpi ini digoreng dengan mengggunakan kayu bakar dalam kuali baja dan di tumbunk dengan menggunakan "ngencung" dan disaring.

Aroma kopinya sangat menantang dan menggugah selera kita, apalagi kalau "'pecandu' dan 'pecinta'kopi. Bagi orang manggarai suguhan kopi kepada para tamu adalah bentuk kepolosan, kejujuran dan keikhlasan, kelapangan hati dan keterbukaan hati dalam menerima Tamu. Tuan rumah sangat senang kalau kopi yang disuguhkan kepada tamu diseduh sampai habis oleh tamu. Itu berarti Kopi yang disuguhkan enak dan merasa dihargai dan dihormati oleh tamu. Demikian sebaliknya.

Efek minum kopi.
Dalam duni kesehatan, minum kopi kadang menjadi momok bagi orang mengidap penyakit tertentu dan kadang juga kopi bisa menjadi 'obat' yang penting dosisnya terkontrol dengan baik. Bagi pencinta kopi, menyeduh kopi/ minum kopi menjadi sumber inspirasi dan pemberi semangat dan meningkatkan stamina.

Sekarang balik ke diri kita masing-masing. Bagi saya kopi memberi efek yang positip bagi tubuh dan kehidupan saya. Tidak minum kopi dalam sehari rasanya belum lengkap hidup di hari itu. Kalau "Anda" salah satu pencinta kopi dan ingin merasakan "sensasi" kopi Manggarai atau ingin mengalami suasana persahabatan dan perkenalan 'ala' budaya Manggarai, saya menantang dan mengajak Anda untuk berpetualang ke "bumi Congkasae" manggarai. Ngopi yuk!!!!