Selasa, 09 November 2010

Relawan kemanusiaan

By: Romald kahardi

Aku bangga, anak bangsa rela berbagi dan mencurahkan tenaga, waktu dan pikiran untuk membantu sesama yang tertimpa musbah dan bencana Merapi, Tsunami dan banjir bandang di bumi persada Nusantara. Aku juag hanya bisa berbangga dan memberikan dukungan, berupa doa sambil berharap Tuhan membuka jalan bagi tunbuhnya semangat solider dan kesetiakawanan dalam bingkai empati kepada sesama anak bangsa. Pada titik ini, aku ingin menulis untuk"MU" para relawan kemanusiaan. Ku tulis ini untuk"MU". Dengarkan madah harapan dan senandung Nuraniku ini:

Kutulis untukmu
Relawan kemanusian
Engkau pantang mengeluh
Pantang menyerah
bahu-membahu
berlari
berjalan
mengotong onggokan tubuh dan jenasa anak bangsa
Engkau berrani menantang badai
debu dan awan panas tidak kau hiraukan
Gerimis menyiram pertiwi
engkaupun pnatang berhenti
Di tanganMu nyawa anak bangsa bersandar
jasamu tiada tara.
Engkau pahlawan tanpa tanda jasa
Aku bangga
Bangga pada ketangguhanmu
bangga pada keperkasaanmu
bangga akan tugasmu
bangga akan keberanianmu
Relawan
kutulis ini untukmu
biar nusa dan bangsaku tahu
Kamulah "pahlawan kemanusiaan".

Rabu, 22 September 2010

Kopi dan Budaya Manggarai

Oleh: Romald Kahardi

KOpi, minuman persaudaraan dan minuman khas dan memiliki arti penting dalam budaya manggarai. Setiap tamu yang berkunjung ke rumah kita, pasti disuguhin kopi. Tidak peduli, tamunya minum kopi atau tidak! Itulah keunikan / cirikhas keramahan 'ala' budaya Manggarai.

Jangan dikira bahwa kopi yang disuguhkan kepada para tamu itu adalah kopi kopi dari pabrikan. Bukan! kopi yang disajikan itu adalah kopi hasil olahanmasyarakat sendiri, dipetik ari kebun dan pekarangan rumah; yang dipetik dan diproses dengan cara tradisional. KOpi ini digoreng dengan mengggunakan kayu bakar dalam kuali baja dan di tumbunk dengan menggunakan "ngencung" dan disaring.

Aroma kopinya sangat menantang dan menggugah selera kita, apalagi kalau "'pecandu' dan 'pecinta'kopi. Bagi orang manggarai suguhan kopi kepada para tamu adalah bentuk kepolosan, kejujuran dan keikhlasan, kelapangan hati dan keterbukaan hati dalam menerima Tamu. Tuan rumah sangat senang kalau kopi yang disuguhkan kepada tamu diseduh sampai habis oleh tamu. Itu berarti Kopi yang disuguhkan enak dan merasa dihargai dan dihormati oleh tamu. Demikian sebaliknya.

Efek minum kopi.
Dalam duni kesehatan, minum kopi kadang menjadi momok bagi orang mengidap penyakit tertentu dan kadang juga kopi bisa menjadi 'obat' yang penting dosisnya terkontrol dengan baik. Bagi pencinta kopi, menyeduh kopi/ minum kopi menjadi sumber inspirasi dan pemberi semangat dan meningkatkan stamina.

Sekarang balik ke diri kita masing-masing. Bagi saya kopi memberi efek yang positip bagi tubuh dan kehidupan saya. Tidak minum kopi dalam sehari rasanya belum lengkap hidup di hari itu. Kalau "Anda" salah satu pencinta kopi dan ingin merasakan "sensasi" kopi Manggarai atau ingin mengalami suasana persahabatan dan perkenalan 'ala' budaya Manggarai, saya menantang dan mengajak Anda untuk berpetualang ke "bumi Congkasae" manggarai. Ngopi yuk!!!!

Selasa, 07 September 2010

Ramadan ya Ramadan

By : Romald kahardi, S.Fil.

Marhaban ya Ramadan.
Ramadan adalah bulan penuh rahmat dan berkah bagi Umat islam. Sepanjang Bulan Ramadan saudara-saudara kita yang muslim melaksanakan ibadah puasa. Bagi mereka, Puasa adalah ibadah wajib dan harus dilaksanakan.
Makna puasa bagi Kaum muslimin dari pelbagai sudut pandang:
Puasa adalah saat berahmat.
Saat Allah menyapa
Saat Allah mengetuk hati umat Islam untuk saling berbagi kasih kepada sesama.
Saat dimana orang ditantang untuk mengendalikan diri dari berbagai keinginan.
Pantang makan dari pagi hingga matahari terbenam.
Saat berbagi keceriaan.
Moment pertobatan dosa
Saat beramal
Saat bersedeqah
Saat berbagi
Saat berbenah diri
Saat Allah menyapa umatnya untuk Bersujud kepada ynag kuasa.


Tidaka heran kalau Bulan Ramadan dimaknai secara khusus oleh tiap pribadi umat islam.

Puasa menjadi moment pembebasan dari

Sabtu, 21 Agustus 2010

One in my life

By; Romald Kahardi

Lemang.........!!!!
Nasi Lemang.......... kirain seperti makan apa.......... tau-tau kaya nasi aja... tuch...! Kalo dikampung saya di Flores namanya .... hang bobo.... bobo mole na hang............... hahahahhahahahha......... !

Minggu, 15 Agustus 2010

Hening

Oleh: Romald Kahardi

Hening
Sepi
tiada berbisik
berbicara dalam sepi
diam tanpa kata

alunan musik membelah rongga jiwa
masuk melalui jendela bianglala jiwa
mengalun bagai buih di pantai samudra
tenggelam kedalam jiwa insani
mengetuk jiwa yang sedang dahaga
Menunggu Bumi berpijak pada nurani

Hening
sepi
tiada berbisik
semilir angin mendesih buih
itulah kehidupan anak manusia
masuk dalam relung jiwa
mencari kedamaian
surga dunia!

Rabu, 04 Agustus 2010

METODE BERPROSES DALAM KELOMPOK MEMBANTU SISWA DALAM MENINGKATKAN PRESTASI DAN KREATIVITAS DALAM BERMUSIK


CLASSROOM ACTION RESEARCH
OLEH: ROMOALDUS KAHARDI, S. FIL.

P e n g a n t a r

Puji dan syukur pada Tuhan karena atas berkat bimbingan dan perlindungannya, penulis dapat menyelesaikan tugas Penelitian Tindakan Kelas ini. Penelitian yang dijalankan penulis di sini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja dan menemukan masalah serta menemukan strategi pemecahan terhadap proses kegiatan pembelajaran seni Musik di SMA Charitas.

Dalam menyelesaikan penelitian ini, Penulis sangat terbantu oleh adanya dukungan, bantuan dan spirit dari semua rekan-rekan guru di SMA Charitas, Pimpinan dan Staff Pegawai Yayasan Pendidikan Charitas Jakarta. Juga kepada Siswa SMA Charitas, khusunya siswa kelas X-4 yang menjadi objeck penelitian saya ini. Saya sangat terbantu dalam penyelesaian tugas ini. Mereka tidak menyadari dan tidak tahu kalau saya sedang mengadakan penelitian terhadap proses pembelajaran sedang berjalan di kelas; dimana saya adalah guru dan penelitinya.

Saya sangat banggga dan kagum dengan prestasi dan kreativitas siswa kelas X-4 SMA Charitas dalam proses KBM. Mereka sangat berbakat dan hampir 75 % dari mereka pintar nyanyi dan main musik. Saya bangga karena ini adalah Laporan PTK yang pertama yang pernah dibuat secara tertulis dalam bentuk Penelitian.

Penelitian ini jauh dari kesempurnaan. Masih terdapat banyak kekurangan. Karena itu penulis dengan rela dan besar hati menerima koreksi dan masukan yang mendukung kesempurnaan penelitian sejenis di masa yang akan datang. In Omnibus Charitas!

Jakarta, Agustus 2010
Penulis



BAB 1
P E N D A H U L U A N

A. Lartar Belakang

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan ragam penelitian pembelajaran yang berkonteks kelas yang dilaksanakan oleh guru. Adapun tujuan dari diadakanya PTK ini adalah: Pertama, Memperbaiki dan meningkatkan mutu praktik pembelajaran yang dilaksanakan guru demi tercapainya tujuan pembelajaran. Kedua, memperbaiki dan meningkatkan kinerja-kinerja pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru. Ketiga, mengidentifikasi, menemukan solusi, dan mengatasi masalah pembelajaran di kelas agar pembelajaran bermutu. Keempat, meningkatkan dan memperkuat kemampuan guru dalam memecahkan masalah-masalah pembelajaran dan membuat keputusan yang tepat bagi siswa dan kelas yang diajarnya. Kelima, mengeksplorasi dan membuahkan kreasi-kreasi dan inovasi-inovasi pembelajaran (misalnya, pendekatan, metode, strategi, dan media) yang dapat dilakukan oleh guru demi peningkatan mutu proses dan hasil pembelajaran. Keenam, mencobakan gagasan, pikiran, kiat, cara, dan strategi baru dalam pembelajaran untuk meningkatkan mutu pembelajaran selain kemampuan inovatif guru. Ketujuh, mengeksplorasi pembelajaran yang selalu berwawasan atau berbasis penelitian agar pembelajaran dapat bertumpu pada realitas empiris kelas, bukan semata-mata bertumpu pada kesan umum atau asumsi.

Penulis memilih Pendidikan seni musik sebagai objek dalam penelitian ini karena, Pertama, penulis mengajar Seni Musik di SMA Charitas. Kedua, Selama 6 tahun mengajar di SMA Charitas, penulis melihat dan mengamati bahwa tidak semua siswa mempunyai antusiasme yang tinggi terhadap pelajaran Seni musik.

Patut disadari bahwa, tidak semua siswa yang belajar di Charitas ini memiliki minat dan berbakat dalam musik. Ada yang mempunyai kemampuan lebih di musik, ada yang di bidang olah raga, ada yang dibidang sciense dan bidang-bidang yang lain. Atas dasar itu, penulis sebagai pengampuh bidang studi seni musik berupayah untuk membangkitkan minat dan kecintaan siswa terhadap musik dengan menggalih kemampuan mereka dan mencari metode pemebelajaran yang tepat.

Kreativitas yang dimaksudkan penulis di sini mencakup banyak hal, antara lain : Siswa bisa belajar untuk memainkan alat musik seperti guitar, keyboard, drum dan alat musik yang lain. Siswa dapat membuat / menciptakan lagu sendiri. Siswa dapat berinovasi dan berkreasi dalam kelompok / grup musik di sekolah dan di luar sekolah. Dan yang terakhir, siswa dapat berprestasi dalam bidang Vokal dan Musik atau menjuarai lomba-lomba di sekolah dan di luar sekolah.

Dengan memperhatikan dan mempertimbangkan kondisi siswa di SMA Charitas penulis memilih Tema untuk penelitian ini, METODE BERPROSES DALAM KELOMPOK MEMBANTU SISWA DALAM MENINGKATKAN PRESTASI DAN KREATIVITAS DALAM BERMUSIK DI SMA CHARITAS. Penulis berharap melalui kegiatan Penelitian Tindakan Kelas ini, prestasi belajar siswa menjadi meningkat dan minat siswa untuk belajar musik semakin meningkat.


B. Identifikasi masalah

Ada begitu banyak persoalan yang saya temui dalam proses belajar mengajar di SMA Charitas, khusunya dalam belajar musik. Beberapa permasalahan yang saya temui adalah:
• Tidak semua siswa SMA Charitas memiliki bakat dalam bidang musik.
• Dalam Proses belajar mengajar, terkadang ada siswa yang kurang aktif.
• Masih banyak anak yang suka bercanda dengan teman dalam proses KBM.
• Sebagian Siswa mempunyai animo yang tinggi dalam belajar musik.
• Tuntutan Kurikulum / akademis yang mewajibkan setiap siswa harus memenuhi
nilai SKM yang ditetapkan oleh Guru mata pelajaran / Sekolah.
• Apakah Proses Kelompok dalam bermusik dapat meningkatkan kreativitas siswa
dalam bermusik di SMA Charitas?

C. Rumusan Masalah

Apakah metode berproses dalam kelompok dapat meningkatkan prestasi dan kreativitas siswa dalam bermusik di SMA Charitas?

D. Tujuan dan Mafaat Penelitian

1. Tujuan penelitian dalam PTK ini adalah :

a. Mengetahui permasalahan yang dialami oleh siswa dalam proses pembelajaran,
khususnya pembelajaran seni musik.
b. Memperbaiki dan meningkatkan mutu praktik pembelajaran seni musik demi
tercapainya tujuan pembelajaran.
c. Mengidentifikasi, menemukan solusi dalam mengatasi masalah pembelajaran di
kelas.
d. Mengeksplorasi dan membuahkan kreasi-kreasi dan inovasi-inovasi pembelajaran
misalnya, pendekatan, metode, strategi, dan media) yang dapat dilakukan oleh
guru dan siswa demi peningkatan mutu proses dan hasil pembelajaran.
e. Mengeksplorasi pembelajaran yang selalu berwawasan atau berbasis penelitian
agar pembelajaran dapat bertumpu pada realitas empiris kelas, bukan semata-
mata bertumpu pada kesan umum atau asumsi asumsi semata.

2. Manfaat :

a. Siswa :
1) Meningkatkan Prestasi dan kreatifitas dalam bermusik
2) Saling membantu dalam belajar / saling mengisi kekurangan.
3) Meningkatkan kemampuan dalam menerima pendapat orang lain.
4) Meningkatkan kemampuan bekerjasama dalam kelompok.
5) Mengekspresikan diri melalui musik.

b. Guru :
1) Mempermudah guru dalam mengidentifikasi persoalan siswa.
2) Memperbanyak variasi gaya mengajar.
3) Mengetahui perkembangan siswa.
4) Meningkatkan kinerja dan kemampuan dalam mengelola kelas secara profesional.

c. Sekolah:
Penigkatan kinerja pendidik pada SMA Charitas Jakarta.

E. Indikator Keberhasilan

1. Proses:
a. Tingkat keberanian untuk berekspresi siswa meningkat.
b. Tingkat keaktifan siswa dalam kelompok meningkat.
c. Tingkat kerjasama kelompok dan antusiasisme siswa untuk belajar musik meningkat.

2. Hasil:
a. Antusiasisme siswa untuk belajar musik meningkat.
b. Nilai siswa mengalamai peningkatan.
c. Kreatifitas siswa dalam bermusik meningkat.



BAB II
METODE DAN PROSEDUR

a. Jenis Penelitian

Penelitian ini bersifat kualitatif, berupa Classroom action Research - Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

b. Objek Penelitian

Peserta didik / siswa SMA Charitas Kelas X-4 Tahun 2010

C. Data, Indikator kinerja dan instrumen penelitian

1. Data penelitian

Dalam pelaksanaan PTK ini, penulis mengumpulkan data dari: Catatan guru, catatan siswa, lembar observasi, kertas kerja siswa. Aspek yang diamati untuk memperoleh data penelitian adalah aktivitas siswa dalam proses KBM mata pelajaran Seni Musik.dengan Materi : Teknik Vokal dan Teknik instrumen.

Data yang diambil adalah data kwantitatip dari hasil tes lisan dan praktek, kemampuan masing-masing siswa dalam bernyanyi dan memainkan alat musik, kemauan untuk berlatih dan belajar dari teman dalam berproses di dalam kelompok.

2. Indikator Kinerja

a. Proses:
1) Tingkat keaktifan siswa dalam berproses di kelompok..
2) Tingkat kemauan untuk belajar dan terus berlatih.
3) Kemampuan untuk saling berbagi dan membantu teman dalam proses
kelompok.
4) Siswa berlatih dengan giat dan tekun

b. Hasil:
1) Siswa dapat memainkan Alat musik dengan baik.
2) Siswa berantusias untuk belajar
3) Siswa dapat bernyanyi dengan baik dan benar
4) Kualitas suara – vokal siwa semakin baik
4) Hasil dapat ditunjukkan dengan nilai dari masing-masing siswa.

c. Instrumen penelitian:
Instrumen yang dipakai berbentuk : soal teks, teks musik/partitur musik, observasi dari guru, Aspek indikator penilaian yang sudah ditentukan oleh guru, seperti: Penilaian: kekompakan, harmoni, teknik vokal, teknik instrumen, dan penampilan kelompok secara umum.


d. Prosedur Kerja Penelitian

Ada dua periode / siklus penelitian dan setiap siklus berisi : Perencanaan, Pelaksanaan, pengamatan dan Refleksi.

1. Setting Penelitian

a. Tangal : 26 Juli 2010 – 15 Agustus 2010
b. Tempat : SMA Charitas
c. Waktu : 2 kali pertemuan tatap muka (4 x 45 menit)

2. Langkah-langkah Penelitian

a. Siklus I

1) Perencanaan
• Identifikasi masalah dan penetapan alternatif pemecahan masalah.
• Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam proses belajar mengajar.
• Menetapkan standar kompetisi dan kompetisi dasar.
• Memilih bahan pelajaran yang sesuai
• Mempersiapkan sumber , bahan, dan alat bantu yang dibutuhkan.
• Menyusun lembar kerja siswa.
• Mengembangkan format evaluasi
• Mengembangkan format observasi pembelajaran.

2) Tindakan

• Menerapkan tindakan yang mengacu pada skenario pembelajaran.
• Siswa membaca materi teknik vokal dan teknik instrumen pada buku sumber.
• Siswa mendengarkan penjelasan dari guru
• Siswa dibagi dalam kelompok untuk berlatih vokal dan instrumen.
• Masing-masing kelompok menampilkan hasil kreasinya.

3) Pengamatan

• Melakukan observasi dengan memakai format observasi yang sudah disiapkan.
• Menilai hasil kreasi kelompok dan aktivitas kelompok sesuai dengan kriteria
penilaian yang sudah ditentukan, meliputi: kekompakan, harmoni, teknik
vokal, teknik instrumen, dan penampilan kelompok secara umum.

4) Refleksi

• Melakukan evaluasi tindakan yang dilakukan, meliputi: keaktifan siswa,
evaluasi waktu yang digunakan oleh masing-masing kelompok dalam berlatih.
• Melakukan pertemuan untuk membahas hasil evaluasi tentang skenario
pembelajaran dan lembar kerja siswa.
• Mengidentifikasi nilai / keberhasilan / nilai yang diperoleh siswa dalam
proses ini.
• Melakukan pertemuan untuk membahas evaluasi, untuk digunakan pada siklus
pertemuan berikutnya.

b. Siklus II

1) Perencanaan
• Identifikasi masalah yang muncul pada siklus 1 dan belum teratasi dan
penentuan alternatif pemecahan masalah.
• Menentukan indikator pencapaian hasil belajar.
• Pengembangan program tindakan II.

2) Tindakan

Pelaksanaan program tindakan II mengacu pada identifikasi masalah yang muncul pada siklus 1, sesuai dengan alternatif pemecahan masalah yang sudah ditentukan, antara lain melalui:
• Guru melakukan apersepsi
• Siswa diperkenalkan dengan materi yang akan dibahas dan tujuan yang ingin
dicapai dalam pembelajaran.
• Merotasi Anggota kelompok.
• Siswa mendiskusikan tentang teknik benyanyi yang baik dan cara berlatih
vokal.
• Siswa mengumpulkan bacaan dari berbagai sumber, melakukan diskusi kelompok,
memahami materi dan menulis hasil diskusi untuk dilaporkan.
• Presentasi hasil diskusi melalui praktek.
• Siswa menyelesaikan tugas pada lembar kerja siswa.

3) Pengamatan
• Melakukan observasi sesuai dengan format yang sudah disiapkan dan mencatat
semua hal yang diperlukan yang terjadi selama pelaksanaan tindakan
berlangsung.
• Menilai hasil tindakan sesuai dengan format yang sudah dikembangkan.

4) Refleksi
• Melakukan evaluasi terhadap tindakan pada siklus II berdasarkan data yang
terkumpul.
• Membahas hasil evaluasi tentang skenario pembelajaran pada siklus II.
• Memperbaiki tidakan pelaksanaan sesuai hasil evaluasi untuk digunakan pada
siklus selanjutnya.
• Evaluasi tindakan II.
• Indikator keberhasilan yang dicapai pada siklus ini diharapkan mengalami
kemajuan minimal 10 persen dari siklus I.



BAB III
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian yang dilakukan penulis dalam PTK dilakukan dalam dua siklus atau dua periode. Penelitian ini berhubungan dengan mata pelajaran Seni musik dengan Materi : Teknik Vokal dan Teknik Instrumen. Pada setiap siklus data yang diambil adalah proses / aktivitas dan nilai evaluasi pada akhir siklus. Hasil Observasi aktivitas siswa dari siklus ke siklus dapat dilihat pada tabel-tabel beriku ini.

Data 1:
Data aktivitas siswa yang relevan dengan pembelajaran; dari jumlah siswa Kelas X-4 SMA Charitas = 27 Orang

1. Siswa aktif dalam kelompok: siklus 1:20 orang =74,07 %; siklus 2:25 orang =
92,59 %
2. Siswa berani untuk mengungkapkan ide dan gagasan dalam kelompoknya: siklus1: 15
orang = 55,55 %; siklus 2:20 orang =( 74,07 %)
3. Siswa mempunyai kemauan untuk berlatih vokal: siklus 1:19 orang = 70,37 %; Siklus
2: 24 orang =74, 07 %
4. Siwa mempunyai kemauan untuk berlatih instrumen: Siklus 1: 15 0rang = (55,55%);
siklus 2:20 orang =74, 07 %
5. Ada kerjasama dalam kelompok: siklus 1:20 Orang = 74, 07 %; siklus 2: 24 orang =
64,80 %
6. Siswa berani bertanya: siklus 1:5 orang = 18,51 %; siklus 2: 8 orang =29,62 %
7. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru: siklus 1:20 0rang =74, 07 % 26 orang =
96,29 %

Rata-rata:
siklus 1: 60,31 %
siklus 2: 77,77 %

Berdasarkan data 1 di atas, terlihat bahwa aktivitas siswa yang relevan dengan kegiatan pembelajaran pada siklus 2 mengalami peningkatan dibandingkan dengan siklus 1. Peningkatanya dari 60, 31 % pada siklus 1 menjadi 77,77 % pada siklus 2. Peningkatanya sebesar 17,46 %

Selanjutnya data aktivitas siswa yang kurang relevan dengan pembelajaran terlihat pada tabel berikut.


Data 2:
Data aktivitas siswa yang kurang relevan dengan pembelajaran; dari jumlah siswa Kelas X-4 SMA Charitas = 27 Orang:

1. Siswa tidak / kurang memperhatikan penjelasan dari guru: Siklus i: 7 orang =
25,92 %; siklus 2 : 1 orang = 3,70 %.
2. Siswa mengobrol dengan teman: Siklus 1:8 orang = 29,62 %; siklus 2: 3 orang =
11,11 %.
3. Mengerjakan tugas lain: siklus 1:4 orang = 14,81 %; siklus 2:1 orang = 3,70 %
4. Main HP: siklus 1: 1 orang = 3,70 %; siklus 2: Tidak ada = o %

Rata-rata: Siklus 1= 18,51 %; siklus 2: 4,62 %.

Berdasarkan data 2 di atas terlihat bahwa aktivitas siswa yang kurang relevan dengan kegiatan pembelajaran pada siklus I sebesar 18,51 % dan pada siklus II sebesar 4,62 %. Dengan demikian terjadi penurunan dari siklus I ke siklus II, yaitu sebesar 13,89 %

Data ketrampilan siswa dalam melakukan praktek Vokal dan praktek instrumen dan ketuntasan belajar dari siklus ke siklus dapat dilihat pada tabel berikut.

@ Dataketercapaian indikator yang di tagihkan kepada siswa; dengan Jumlah siswa Kelas X-4 SMA Charitas = 27 Orang
1. Siswa dapat bernyanyi dan memainkan Musik sesuai dengan teknik vokal dan teknik
instrumen yang tepat.siklus I: 19 orang = 70,37 %, Siklus 2: 23 orang = 85,18 %.
2. Siswa yang telah tuntas: Siklus I : 20 orang = 74,07 %. Siklus II: 25 orang =
92,59 %.
3. Siswa yang belum tuntas: Siklus I : 7 orang = 25,92 %. Siklus II: 2 orang = 7,40 %

Berdasarkan data di atas, nilai rata-rata kemampuan siswa untuk bernyanyi dan memainkan musik sesuai dengan teknik vokal dan teknik instrumen yang tepat dan benar mengalami peningkatan dari siklus 1 ke siklus 2. Peningkatanya sebesar 14,81 %.

Demikian juga halnya dengan jumlah siswa yang tuntas dalam materi Teknik Vokal dan Teknik instrumen mengalami peningkatan dari siklus 1 ke siklus 2 sebesar 18,52 %.

Disamping itu, jumlah siswa yang belum tuntas berdasarkan tabel hasil PTK ini mengalami penurunan dari siklus I ke siklus II. Penurunanya sebesar 18, 52 %.



B. Pembahasan

Siklus pertama dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Siswa dalam satu kelas dibagi dalam lima kelompok dengan masing-masing kelompok beranggotakan 5 – 6 orang. Setiap kelompok diberikan lembaran / kertas kerja yang sudah disiapkan oleh guru. Tiap-tiap kelompok diberi waktu untuk mendidkusikan beberapa hal berkaitan dengan Materi Teknik Vokal dan Teknik Instrumen. Setelah itu diberikan waktu untuk mempresentasikan hasil diskusinya.

Bahan / pertanyaan diskusi kelompok berkaitan dengan hal-hal berikut ini :
1) Apa yang dimaksudkan dengan teknik Vokal!
2) Kriteria penyanyi yang provesional !
3) Teknik pernapasan dalam bernyanyi.
4) Harmoni
5) Tanda kunci / Nada dasar
6) Teknik bernyanyi.
7) Cara berlatih vokal / mengasah vokal
8) Timbre / warna suara.

Proses berikunya, tiap-tiap kelompok diminta untuk memilih satu lagu POP untuk dilatih dan dinyanyikan dengan iringan guitar dan keyboard. Masing- masing kelompok diberi kertas kerja yang menjadi pedomaan dalam berproses dalam kelompok. Selain itu diberitahukan kriteria penilain dan nilai minimal yang harus diperoleh oleh tiap-tiap orang. Dalam lembaran penilaian terdapat aspek-aspek penilaian :

• Kekompakan / kerjasama dalam kelompok. (skor 4)
• Teknik vokal (skor 4)
• Harmoni ( skor 4)
• Pernapasan ( skor 4)
• Keaktifan siswa dalam proses kelompok ( skor 4)
• Penampilan dan kreatifitas ( skor 4)

Hasil pengamatan guru menunjukkan pada pembahasan materi Teknik Vokal dan Teknik Instrumen terlihat para siswa cukup antusias mendengarkan penjelasan, antusias dalam mengajukan pertanyaan dan serius untuk berlatih. Namun demikian, tidak semua memperoleh nilai maksimal. Masih ada siswa yang belum tuntas.

Dari penelitian ini, penulis yakin bahwa kreatifitas siswa dapat meningkat dan siswa dapat menunjukkan bakat dan kemampuan dalam bernyanyi dan bermusik dalam kelompok. Nilai siswa akan meningkat dan siswa yang kurang pandai dalam bermusik terbantu oleh adanya sistem ini. Praktek kelompok dapat meningkatkan nilai siswa.

Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas ini, prosentasi ketercapaian dan ketuntasan siswa pada siklus kedua mengalami peningkatan yang signifikan dari pada siklus pertama. Dari penelitian ini, Penulis berkesimpulan bahwa : METODE BERPROSES DALAM KELOMPOK MEMBANTU SISWA DALAM MENINGKATKAN PRESTASI DAN KREATIVITAS DALAM BERMUSIK DI SMA CHARITAS.



BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian di atas, ada beberapa temuan dalam penelitian tindakan kelas, yaitu:
1. Skor rerata aktivitas siswa yang relevan dengan pembelajaran mengalami
peningkatan dari siklus pertama ke siklus kedua, yaitu sebesar 17,46 %.
2. Skor rerata aktivitas siswa yang kurang relevan dengan pembelajaran mengalami
penurunan dari siklus pertama ke siklus kedua. Penurunanya sebesar 13,89 %.
3. Skor rerata kemampuan untuk bernyanyi dan memainkan musik sesuai dengan teknik
vokal dan teknik instrumen dari siklus pertama ke siklus kedua mengalami
peningkatan. Peningkatanya sebesar Peningkatanya sebesar 14,81 %.
4. Siswa yang kurang / tidak bisa bernyanyi dan memainkan musik dapat terbantu oleh
adanya sistim atau berproses dalam kelompok.

Berdasarkan penelitian ini penulis menyimpukan Penulis berkesimpulan bahwa : METODE BERPROSES DALAM KELOMPOK MEMBANTU SISWA DALAM MENINGKATKAN PRESTASI DAN KREATIVITAS DALAM BERMUSIK DI SMA CHARITAS.

B. S a r a n

Berdasarkan temuan-teuan di atas, penulis menyarankan agar:

1. Proses kelompok harus tetap dijalankan dalam proses KBM pelajaran seni musik
di SMA Charitas.
2. Proses kelompok digiatkan dengan memperhatikan rotasi anggota kelompok.
3. Sebagai guru, kita harus pandai-pandai dalam menerapkan metode pembelajaran
yang dapat memacu prestasi dan kreativitas siswa dalam bermusik.
4. Proses pengambilan nilai secara kelompok harus tetap memperhatikan kelebihan
dan kekurangan tiap siswa.



Jakarta, Agustus 2010
Guru Bidang studi Seni Musik SMA Charitas
Peneliti


Romoaldus kahardi, S. Fil.

Kamis, 01 Juli 2010

Jabulani diantara himpitan Vuvuzela

Oleh : Romald Kahardi

The Jabulani is the official match ball for the 2010 FIFA World Cup. The ball, created by sports manufacturer Adidas, was developed at Loughborough University in the UK, and was unveiled in Cape Town, South Africa on December 4, 2009. Jabulani means "rejoice" or "bring joy and happiness" in Zulu. A gold colour version Jo'bulani is for the World Cup final and an orange colour version Jabulani Powerorange is for snow game.

Panggung akbar Piala dunia Afrika selatan tahun 2010 kini telah memasuki babak perempat final.
Ada banayak kisah
cerita dan kabar dari bumi Afrika
Afrika selatan.
Ada tangis dan derai air mata
ada suka cita dan kegembiraan
ada yang lompat-lompat kegembiraan
ada yang mengacungkan tangan
ada teriakan hieteris
dengungan lagu kebangsaan
ada atribut nagara-negara peserta
ada sorakan
teriakan
teriakan golllllllll...
wah....
ada lagu- ost FIFA world CUP 2010
ada jabulani dan ada Vuvuzela.

Aku amat tertarik untuk mengulas tentang keberadaan Jabulani, si kulit bundar yang dimainkan, digiring dan yang dijebolkan kr gawang lawan oleh para pemain bola di Afrika selatan serta riuh-rendah auman vuvuzela, trompet khas Afrika yang ditiupkan penonton dan suporter dari teribun penonton. Vuvuzela. Aku memberikan julukan dan nama untuk vuvuzela ini "lebah bibir" dari Afrika.

Ada apa dengan Jabulani?

Sejak awal babak penyisihan grup, jabulani sudah menuai kritik dan protes dari insan sepak bola...... menurut mereka, Jabulani, si kulit bundar yang digunakan di Piala dunia kali ini, terlalu ringan dari ukuran Bola pada umumnya. Hal ini menyebabkan pemain susah dan sulit untuk memprediksi arah bola yang akan di kick. Selain itu Jabulani ini juga membuat penjaga gawang haris berekstra keras menjinakkan jabulani yang ditendang para pemain lawan ke muut gawang. Salah-salah bisa terjadi blunderrrrrrrrrrr............... Arah bola yang tak jelas dan tak menentu...... dan yang paling menantang saya adalah, anggapan dari banyak pelatih timnas, pengamat sepak bola dan pemain adalah : tudingan Jabulani sebagi alasan penceklik Gol di Piala Dunia kali ini. Walaupun kadang hati kecil saya bergumam, kalau ini benar, mengapa gol-gol indah dan menawan di Piala dunia 2010 Afrika selatan???? Bukan hanya itu, masih ada lagi protes dan kritik yang lain..............!! Semua kritik dan protes itu ditujukan kepada FIFA sebagai penyelenggara Piala Dunia......... Di tengah riuh dan omongan miring terhadap keberadaan jabulani di kancah FIFA world cup 2010 Afrika selatan ini masih ada harapan dan jawaban FIFA terhadap Jabulani dengan mengagendakan penggantian jabulani di partai final nanti ...."JO'bulani". Kita tunggu Apa sih bedanya jabulani dan Jo'bulani itu.... dan gimanasih Jo'bulani itu? Kita tunggu di Partai Final nanti.....!

Ada apa dengan Vuvuzela?

The vuvuzela (pronunciation: /vuːvuːˈzɛlə/), also known as lepatata (its Tswana name) is typically a 65 cm (2.13 ft) plastic blowing horn that produces a loud, distinctive monotone note, typically around B♭3[1] (the B♭ below middle C).[2] A similar instrument, known as the corneta, is used in Brazil and other Latin American countries. Many types of vuvuzela, made by several manufacturers, may produce varying intensity and frequency outputs.[3] The intensity of these outputs depends on the blowing technique and pressure exerted.[3]

Traditionally made and inspired from a kudu horn, the vuvuzela was used to summon distant villagers to attend community gatherings.[4][dubious – discuss] The vuvuzela is most used at soccer matches in South Africa,[5] and it has become a symbol of South African soccer as the stadiums are filled with its loud and raucous sound that reflects the exhilaration of supporters.[4] The intensity of the sound caught the attention of the global soccer community during the 2009 FIFA Confederations Cup in anticipation of South Africa hosting the 2010 FIFA World Cup.[4]

The vuvuzela has been the subject of controversy. Its high sound pressure levels at close range can lead to permanent hearing loss for unprotected ears after exposure,[6] with a sound pressure of 120 dB(A) (the threshold of pain) at 1 metre (3.3 ft) from the horn opening.[4]

suara Vuvuzela yang menggema di Stadion tempat perhelatan akabar pila dunia Afrika Selatan 2010 membuat pelatih dan pemain berang. Tidak hanya itu, Wasit yang memimpin pertandinganpun agak risih dengan suara vuvuzela. Susra vuvuzela yang mirip dengan suara lebah yang terbang itu memekakkan telinga. Kontroversi vuvuzela kian meruncing dan walaupun demikian , nyatanya hingga kini vuvzela tetap eksis di Piala dunia Afrika Selatan 2010. Vuvuzela adalah khas Afrika dan tidak satu orang pun yang berani melarangnya. kalau di Eropa Bunyi marching band yang mendominasi, ya.... Afrika vuvuzela dong....! viva FIFA world cup 2010 dan viva VUVUZELA Afrika Selatan.

Hahahahaha.... janga salahkan Vuvuzela, jika Tim kesayangan Anda pulang dan angkat koper lebih dulu dari bumi Afrika; dan jangan salahkan Jabulani jika tim kesayangan anda pamit lebih dulu dari Afrika; akan tetapi akuilah bahwa tim negara lain lebih baik kualitas pemain dan kualitas timnya dari tim kesayangan Anda! akhirnya kita tunggu kejutan lain dari Jabulani dan vuvuzela Afrika selatan!