Jumat, 15 April 2011

Kepemimpinan menurut Arti Peran Mau di Tulis...kan..

Dari berbagai sumber: KEPEMIMPINAN


DEFINISI KEPEMIMPINAN

Apakah arti kepemimpinan? Menurut sejarah, masa “kepemimpinan” muncul pada abad 18. Ada beberapa pengertian kepemimpinan, antara lain:

1. Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi, dalam situasi tertentu dan langsung melalui proses komunikasi untuk mencapai satu atau beberapa tujuan tertentu (Tannebaum, Weschler and Nassarik, 1961, 24).

2. Kepemimpinan adalah sikap pribadi, yang memimpin pelaksanaan aktivitas untuk mencapai tujuan yang diinginkan. (Shared Goal, Hemhiel & Coons, 1957, 7).

3. Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas kelompok yang diatur untuk mencapai tujuan bersama (Rauch & Behling, 1984, 46).

4. Kepemimpinan adalah kemampuan seni atau tehnik untuk membuat sebuah kelompok atau orang mengikuti dan menaati segala keinginannya.

5. Kepemimpinan adalah suatu proses yang memberi arti (penuh arti kepemimpinan) pada kerjasama dan dihasilkan dengan kemauan untuk memimpin dalam mencapai tujuan (Jacobs & Jacques, 1990, 281).

Banyak definisi kepemimpinan yang menggambarkan asumsi bahwa kepemimpinan dihubungkan dengan proses mempengaruhi orang baik individu maupun masyarakat. Dalam kasus ini, dengan sengaja mempengaruhi dari orang ke orang lain dalam susunan aktivitasnya dan hubungan dalam kelompok atau organisasi. John C. Maxwell mengatakan bahwa inti kepemimpinan adalah mempengaruhi atau mendapatkan pengikut.

PENGERTIAN PEMIMPIN

Pemimpin adalah inti dari manajemen. Ini berarti bahwa manajemen akan tercapai tujuannya jika ada pemimpin. Kepemimpinan hanya dapat dilaksanakan oleh seorang pemimpin. Seorang pemimpin adalah seseorang yang mempunyai keahlian memimpin, mempunyai kemampuan mempengaruhi pendirian/pendapat orang atau sekelompok orang tanpa menanyakan alasan-alasannya. Seorang pemimpin adalah seseorang yang aktif membuat rencana-rencana, mengkoordinasi, melakukan percobaan dan memimpin pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama-sama (Panji Anogara, Page 23).


TUGAS DAN PERAN PEMIMPIN

Menurut James A.F Stonen, tugas utama seorang pemimpin adalah:
1. Pemimpin bekerja dengan orang lain
Seorang pemimpin bertanggung jawab untuk bekerja dengan orang lain, salah satu dengan atasannya, staf, teman sekerja atau atasan lain dalam organisasi sebaik orang diluar organisasi.

2. Pemimpin adalah tanggung jawab dan mempertanggungjawabkan (akontabilitas).
Seorang pemimpin bertanggungjawab untuk menyusun tugas menjalankan tugas, mengadakan evaluasi, untuk mencapai outcome yang terbaik. Pemimpin bertanggung jawab untuk kesuksesan stafnya tanpa kegagalan.

3. Pemimpin menyeimbangkan pencapaian tujuan dan prioritas
Proses kepemimpinan dibatasi sumber, jadi pemimpin harus dapat menyusun tugas dengan mendahulukan prioritas. Dalam upaya pencapaian tujuan pemimpin harus dapat mendelegasikan tugas-tugasnya kepada staf. Kemudian pemimpin harus dapat mengatur waktu secara efektif,dan menyelesaikan masalah secara efektif.

4. Pemimpin harus berpikir secara analitis dan konseptual
Seorang pemimpin harus menjadi seorang pemikir yang analitis dan konseptual. Selanjutnya dapat mengidentifikasi masalah dengan akurat. Pemimpin harus dapat menguraikan seluruh pekerjaan menjadi lebih jelas dan kaitannya dengan pekerjaan lain.

5. Manajer adalah seorang mediator
Konflik selalu terjadi pada setiap tim dan organisasi. Oleh karena itu, pemimpin harus dapat menjadi seorang mediator (penengah).

6. Pemimpin adalah politisi dan diplomat
Seorang pemimpin harus mampu mengajak dan melakukan kompromi. Sebagai seorang diplomat, seorang pemimpin harus dapat mewakili tim atau organisasinya.

7. Pemimpin membuat keputusan yang sulit
Seorang pemimpin harus dapat memecahkan masalah.

Menurut Henry Mintzberg, Peran Pemimpin adalah :
1. Peran hubungan antar perorangan, dalam kasus ini fungsinya sebagai pemimpin yang dicontoh, pembangun tim, pelatih, direktur, mentor konsultasi.
2. Fungsi Peran informal sebagai monitor, penyebar informasi dan juru bicara.
3. Peran Pembuat keputusan, berfungsi sebagai pengusaha, penanganan gangguan, sumber alokasi, dan negosiator

PRINSIP- PRINSIP DASAR KEPEMIMPINAN

Prinsip, sebagai paradigma terdiri dari beberapa ide utama berdasarkan motivasi pribadi dan sikap serta mempunyai pengaruh yang kuat untuk membangun dirinya atau organisasi. Menurut Stephen R. Covey (1997), prinsip adalah bagian dari suatu kondisi, realisasi dan konsekuensi. Mungkin prinsip menciptakan kepercayaan dan berjalan sebagai sebuah kompas/petunjuk yang tidak dapat dirubah. Prinsip merupakan suatu pusat atau sumber utama sistem pendukung kehidupan yang ditampilkan dengan 4 dimensi seperti; keselamatan, bimbingan, sikap yang bijaksana, dan kekuatan. Karakteristik seorang pemimpin didasarkan kepada prinsip-prinsip (Stephen R. Coney) sebagai berikut:

1. Seorang yang belajar seumur hidup
Tidak hanya melalui pendidikan formal, tetapi juga diluar sekolah. Contohnya, belajar melalui membaca, menulis, observasi, dan mendengar. Mempunyai pengalaman yang baik maupun yang buruk sebagai sumber belajar.

2. Berorientasi pada pelayanan
Seorang pemimpin tidak dilayani tetapi melayani, sebab prinsip pemimpin dengan prinsip melayani berdasarkan karir sebagai tujuan utama. Dalam memberi pelayanan, pemimpin seharusnya lebih berprinsip pada pelayanan yang baik.

3. Membawa energi yang positif
Setiap orang mempunyai energi dan semangat. Menggunakan energi yang positif didasarkan pada keikhlasan dan keinginan mendukung kesuksesan orang lain. Untuk itu dibutuhkan energi positif untuk membangun hubungan baik. Seorang pemimpin harus dapat dan mau bekerja untuk jangka waktu yang lama dan kondisi tidak ditentukan. Oleh karena itu, seorang pemimpin harus dapat menunjukkan energi yang positif, seperti ;


a. Percaya pada orang lain
Seorang pemimpin mempercayai orang lain termasuk staf bawahannya, sehingga mereka mempunyai motivasi dan mempertahankan pekerjaan yang baik. Oleh karena itu, kepercayaan harus diikuti dengan kepedulian.



b. Keseimbangan dalam kehidupan
Seorang pemimpin harus dapat menyeimbangkan tugasnya. Berorientasi kepada prinsip kemanusiaan dan keseimbangan diri antara kerja dan olah raga, istirahat dan rekreasi. Keseimbangan juga berarti seimbang antara kehidupan dunia dan akherat.

c. Melihat kehidupan sebagai tantangan
Kata ‘tantangan’ sering di interpretasikan negatif. Dalam hal ini tantangan berarti kemampuan untuk menikmati hidup dan segala konsekuensinya. Sebab kehidupan adalah suatu tantangan yang dibutuhkan, mempunyai rasa aman yang datang dari dalam diri sendiri. Rasa aman tergantung pada inisiatif, ketrampilan, kreatifitas, kemauan, keberanian, dinamisasi dan kebebasan.

d. Sinergi
Orang yang berprinsip senantiasa hidup dalam sinergi dan satu katalis perubahan. Mereka selalu mengatasi kelemahannya sendiri dan lainnya. Sinergi adalah kerja kelompok dan memberi keuntungan kedua belah pihak. Menurut The New Brolier Webster International Dictionary, Sinergi adalah satu kerja kelompok, yang mana memberi hasil lebih efektif dari pada bekerja secara perorangan. Seorang pemimpin harus dapat bersinergis dengan setiap orang atasan, staf, teman sekerja.

e. Latihan mengembangkan diri sendiri
Seorang pemimpin harus dapat memperbaharui diri sendiri untuk mencapai keberhasilan yang tinggi. Jadi dia tidak hanya berorientasi pada proses. Proses daalam mengembangkan diri terdiri dari beberapa komponen yang berhubungan dengan: (1) pemahaman materi; (2) memperluas materi melalui belajar dan pengalaman; (3) mengajar materi kepada orang lain; (4) mengaplikasikan prinsip-prinsip; (5) memonitoring hasil; (6) merefleksikan

kepada hasil; (7) menambahkan pengetahuan baru yang diperlukan materi; (8) pemahaman baru; dan (9) kembali menjadi diri sendiri lagi.

Mencapai kepemimpinan yang berprinsip tidaklah mudah, karena beberapa kendala dalam bentuk kebiasaan buruk, misalnya: (1) kemauan dan keinginan sepihak; (2) kebanggaan dan penolakan; dan (3) ambisi pribadi. Untuk mengatasi hal tersebut, memerlukan latihan dan pengalaman yang terus-menerus. Latihan dan pengalaman sangat penting untuk mendapatkan perspektif baru yang dapat digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan.

Hukum alam tidak dapat dihindari dalam proses pengembangan pribadi. Perkembangan intelektual seseorang seringkali lebih cepat dibanding perkembangan emosinya. Oleh karena itu, sangat disarankan untuk mencapai keseimbangan diantara keduanya, sehingga akan menjadi faktor pengendali dalam kemampuan intelektual. Pelatihan emosional dimulai dari belajar mendengar. Mendengarkan berarti sabar, membuka diri, dan berkeinginan memahami orang lain. Latihan ini tidak dapat dipaksakan. Langkah melatih pendengaran adalah bertanya, memberi alasan, memberi penghargaan, mengancam dan mendorong. Dalam proses melatih tersebut, seseorang memerlukan pengontrolan diri, diikuti dengan memenuhi keinginan orang.

Mengembangkan kekuatan pribadi akan lebih menguntungkan dari pada bergantung pada kekuatan dari luar. Kekuatan dan kewenangan bertujuan untuk melegitimasi kepemimpinan dan seharusnya tidak untuk menciptakan ketakutan. Peningkatan diri dalam pengetahuan, ketrampilan dan sikap sangat dibutuhkan untuk menciptakan seorang pemimpin yang berpinsip karena seorang pemimpin seharusnya tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga emosional (IQ, EQ dan SQ).

Kamis, 14 April 2011

Semua Tentang Briptu Norman!

Oleh: Romald Kahardi

Siapa tak kenal Briptu Norman!Heboh, Kocak, Heroik, Aneh, Lucu, asoi,ger,.........! Goyangnya ituloh....!! Aku Salut buat POlri karena memberikan Ruang buat Briptu untuk berkreasi dan menunjukkan bakat serta talentanya dalam bermusik! Sebuah gebrakan baru dari Polri! 100 % Buat Polri! Goyangan dan senyuman qul sang Brimob itu sontak membuat penikmat layar kaca terkagum-kagum...! logat dan mimik kas Bribtu menyentuh nubari pemirsa TV...........! Alnagkah indahnya negeri dengan senyum! salam Bravo Om Norman. Kamu layak mendapatkan Pujian dan acungan jempol dari segenap insan di bumi ini! Tapi jangan sombong ya, tampil apa adanya dan asli loh...! Provisiat dan Bravo buatmu Bribtu! AKu Cinta POLISI Ropublik Indonesia!!!

Selasa, 12 April 2011

AKU INGIN MENULIS

By: Romald Kahardi

Aku Harus mulai dari mana? Kata apa yang menjadi ikon pembuka untuk meretas jalan menuju mengalirnya ide untuk dituangkan dalam menulis? Susah juga ya menuangkan ide diatas sebuah kertas atau di layar monitor komputer. Aku harus bisa! Kenapa yang lain bisa. Ala bisa karena biasa. jangan berhenti menulis dan menulis! Jangan cepat putus asa! Baca yang banyak. Membaca adalah alat dan obat mujarap untuk mengurai pikiran. Okay... Good job!

Saking pinginnya menulis, aku memilih topik ini dan menjadikanya judul tulisanku kali ini di Blogku. siapa tahu, berawal dari curahan hati dan keinginanku untuk menulis ini menjadi pintu masuk menuju kreativitas menulis. Aku pikir kalau hanya sekedar pingin menulis dan tidak direalisasikan percuma saja.

Kadang aku memikirkan terlalu rumit tentang apa yang harus ditulis.... Temanya apa, mulai dari mana dan bahanya dari mana????? ya, banyak nanyanya.....! aneh dan lucu juga ya....? mengeritik diri sendiri dan berkomunikasi dengan diri....! TIdak apa-apa yang penting demi sebuah cita-cita dan sebuah obsesi untuk menjadi penulis. Menjadi pribadi yang kreatif dan tidak membuang-bunag waktu hanya sekedar untuk menghayal dan bertanya diri tentang bagaimana caranya menjadi seorang penulis. cita-cita dan obsesi yang hebat kan.......!

Siapa tahu, ada yang baca dan beri komentar...... tentang apa yang aku tulis ini. Geer amat sih gw.....! Jadi orang itu harus Pede! Di sini aku ngerumpi dengan diri sendiri....!!! AkuIngin menjadi Penulis hebat! Sudah cukup lama aku mengimpikannya tapi kadang aku tidak menggubrisnya. Banyak waktu terbuang.... Atau hanya sebatas wacana, sebatas "akan" menulis. Aku tetap yakin dengan kemampuan yang ada dalam diriku bahwa aku bisa menulis dan menuis dengan baik.

Aku pernah membaca dari berbagai literatur tentang berbagaimacam cara, teknik, serta jalan untuk menjadi penulis. Ada yang bilang harus ada kemauan dan niat untuk menulis, menulis harus fokus, banyak-banyak membaca dan jangan buang-buag kesempatan dan ide, Kalau ada ide langsung buka lebtop atau kertas dan tulis!!! Cara terbaik untuk bisa menjadi penulis adalah dengan menulis! Selain itu membaca adalah pintu menuju kesuksesan untuk menulis! Benar juga sih..... saya diperkaya dengan ilmu yang terdapat dalam buku-buku atau literatur yang saya baca. Jangan berhenti membaca kalau ingin menjadi penulis! so jangan hanaya sebatas pingin tapi laksanakan dengan segera!!!! selamat mneulis! hebatkan Gw!!!! tak terasa aku telah membuat sebuah tulisan dalam sekejab!! AKU BISA MENULIS!

Rabu, 06 April 2011

MENUMBUHKAN BUDAYA KREATIF

Oleh : Romald Kahardi, S. Fil.

Dinamika kehidupan yang semakin kompleks dewasa ini menuntut kita untuk kreatif dalam menjalani hidup. Sikap hidup yang kreatif itu tidak saja berlaku dalam lingkup kehidupan bermasyarakat; akan tetapi juga berlaku dalam dunia pendidikan. Pendidikan harus mampu mencetak manusia-manusia yang kreatif dan mandiri. Persaingan gelobal dengan aneka macam perkembangannya ”memaksa” kita untuk terampil dalam mengisi dan memanfaatkan peluang untuk berkreasi. Inilah yang menjadi tantagan yang harus dijawab sekaligus dihadapi oleh setiap generasi, khususnya generasi muda sebagai penerus dan pelaku sejarah peradaban bangsa. Pertanyaannya, ”bagaimana caranya agar Kreatif itu tumbuh dan berkembang dalam diri generasi muda sehingga ia menjadi ”budaya” dan apa saja tantangan dan bagaimana cara menumbuhkan budaya kreatif itu adalah sebagian kecil dari seribu satu pertanyaan yang akan dibedah dalam tulisan ini.

Generasi yang kreatif adalah generasi yang mampu menemukan dan menghasilkan sesuatu yang baru dan berguna bagi diri dan orang lain. Kreativitas itu tumbuh dan bisa menjadi budaya apabila kita tidak pantang menyerah, optimis dan berpikir Positip tentang diri dan orang lain. Berpikir Positip menjadi pemicu orang untuk kreatif. Tidak cepat puas dan selalu ingin mencoba menghasilkan sesuatu yang baru. Inilah tantangan bagi dunia dan pelaku pendidikan kita dewasa ini.

Sekolah Charitas sebagai suatu lembaga yang bergerak di bidang pendidikan juga mempunyai andil untuk melahirkan generasi kreatif. Karenanya, Sekolah Charitas dengan take line Moralitas, Kepemimpinan, Moralitas harus mampu melahirkan generasiyang kreatif. Inilah harapan dan yang perlu diwujudkan oleh segenap pelaku pendidikan.

Kreativitas itu ada dalam diri setiap orang. Walaupun demikian kadang orang kurang sadar bahwa dirinya adalah pribadi yang kreatif. Kreatifitas membuat dunia ini berubah. Kreativitas membuat hidup manusia (Orang) berkembang dan bertumbuh kearah yang lebih baik. Namun apakah tiap orang sadar kalau dirinya adalah pribadi yang kreatif?

Terkadang orang menganggap bahwa kreativitas itu muncul pada diri orang tertentu saja. Kreativitas diidentikan dengan penemuan-penemuan besar atau merujuk pada hasil karya seniman besar, seperti : Karya Van Gogh, Musik Mozart atau Shakespere atau pada siswa-siswi yang pintar saja atau pada para pemimpin besar. Walaupun Para maestro ini menunjukkan kreativiatas dan bakat yang luar biasa, tidak berarti kita kurang kreatif. Sebenarnya setiap kita adalah pribadi yang kreatif, tetapi mungkin kita kurang mengembangkan dan menghidupinya.

Adanya dorongan untuk bertindak kreatif akan membantu seseorang untuk mampu memikirkan sesuatu yang baru sebagai cara atau jalan yang lebih efektif dalam mencapai tujuan. Kreativitas merupakan suatu bentuk produktivitas dari daya pikir. Dalam hal ini, alam pikiran kita dituntut untuk mengolah otak sehingga mampu menghasilkan suatu yang baru atau mengkreasikan apa yang sudah ada. Kreativitas kadang muncul bersamaan dengan adanya suatu kebutuhan yang mendesak dalam kehidupan kita.

Kreativitas dapat tumbuh dalam pelbagai aspek kehidupan dengan dilatarbelakangi oleh berbagai macam tujuan. Orang menciptakan sesuatu atau menghasilkan sesuatu dengan tujuan tertentu. Sebagai pelaku pendidikan, baik sebagai guru atau siswa kreativitas perlu dibudayakan atau dihidupkan.
Kreativitas dan sikap kreatif harus bisa muncul dalam praksis penddikan. Sekolah dengan segala fasilitasnya harus mampu memberikan ruang bagi peserta didik untuk berkreasi dan mengembangkan potensi dirinya dalam berbagai bidang, seperti dalam berorganisasi (seperti dalam OSIS), dalam bereksperimen, dalam proses KBM atau menciptakan hal-hal baru sebagai buah dari daya pikir yang kreatif. Pemberian ruang kepada peserta didik untuk berkreasi memungkinkan terjadinya perubahan dan tumbuhnya kreativitas. Tidak hanya itu, faktor pendukung seperti, pendampingan dan motivasi dan keinginan untuk maju adalah kunci menuju tumbuhnya budaya kreatif.

Budaya Kreatif itu muncul dari kebiasaan. ”Ala bisa karena biasa” demikian sebuah pepatah lama. Kreativitas sebenarnya adalah penerjemahan atau pengejawantahan diri kita kedalam bentuk yang nyata, semisal karya seni, kemampuan memimpin dan berkomunikasi secara baik. Orang yang berjuang untuk menggunakan dan memanfaatkan potensi dirinya adalah ciri orang yang kreatif. Abraham Maslow menyebutnya sebagai orang yang mengaktualisasi diri. Orang yang mengaktualisasi diri memiliki dorongan yang luar biasa dan hebat untuk menemukan pelbagai peluang untuk berkreasi. Selain itu Ciri orang kreatif menurut Jan Carlzon dalam ”Moment of Truth” adalah: orang yang memiliki keberanian, ekspresif dan intuitif. Pribadi yang kreatif cendrung mandiri, percaya diri, berani mengambil resiko, selalu ingin tahu dan selalu bereksperimen.

Patut di sadari bahwa setiap insane adalah pribadi yang kreatif dan terlahir dengan kemampuan “mencipta”. Memahami proses kreativitas dapat meningkatkan kemampuan kreatif kita. Sekolah Charitas dengan take line, Kepemimpinan, Moralitas dan Kreativitas harus mempu melahirkan generasi Yang berkarakter Kreatif. IN Omnibus Charitas!!!